Kisah Dihilangkannya Gambar Jokowi dari Pameran di Australia
A
A
A
CANBERRA - Gambar Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) semula terpajang di pameran lukisan National Portrait Gallery di Canberra, Australia, kemarin. Tapi, ketika setelah dua gembong narkoba Bali Nine dieksekusi di Indonesia, gambar Presiden Jokowi tiba-tiba “menghilang” dari pameran itu.
Duo gembong narkoba duo Bali Nine, Andrew Chan, 31, dan Myuran Sukumaran, 34, dieksekusi regu tembak Indonesia Selasa tengah malam atau Rabu dini hari. Duo Bali Nine merupakan dua di antara delapan terpidana mati yang dieksekusi.
Direktur National Portrait Gallery, Angus Trumble, dalam sebuah pernyataan kemarin menjelaskan alasan dihilangkannya gambar Jokowi dari pameran itu.
”Saya rasa kemarin, Rabu pagi, adalah (sensitif) dalam situasi dan kegiatan kami, dan penilaian saya terbaik daripada ada risiko kerusakan pada karya seni, maka itu perlu untuk menghapusnya dari tampilan publik,” katanya.
”Juga, saya terpengaruh oleh pernyataan dari kedua Perdana Menteri (Tony Abbott) dan pemimpin oposisi dan tentu saja posisi parlemen dan penarikan kembali duta besar kami,” lanjut Trumble.
Perdana Menteri Tony Abbott sebelumnya mengatakan bahwa, Australia menyesalkan eskekusi terhadap orang-orang yang seharusnya tidak perlu. Sehingga pihaknya akan memanggil pulang Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson.
Trumble, seperti dilansir AFP, Jumat (1/5/2015), menambahkan bahwa, penghapusan gambar Jokowi adalah tindakan sementara dan tak ada insiden yang berkaitan dengan pameran lukisan itu. ”Tanggung jawab utama saya adalah mengurus karya-karya dalam koleksi kami dan keselamatan pengunjung kami,” ujarnya.
Duo gembong narkoba duo Bali Nine, Andrew Chan, 31, dan Myuran Sukumaran, 34, dieksekusi regu tembak Indonesia Selasa tengah malam atau Rabu dini hari. Duo Bali Nine merupakan dua di antara delapan terpidana mati yang dieksekusi.
Direktur National Portrait Gallery, Angus Trumble, dalam sebuah pernyataan kemarin menjelaskan alasan dihilangkannya gambar Jokowi dari pameran itu.
”Saya rasa kemarin, Rabu pagi, adalah (sensitif) dalam situasi dan kegiatan kami, dan penilaian saya terbaik daripada ada risiko kerusakan pada karya seni, maka itu perlu untuk menghapusnya dari tampilan publik,” katanya.
”Juga, saya terpengaruh oleh pernyataan dari kedua Perdana Menteri (Tony Abbott) dan pemimpin oposisi dan tentu saja posisi parlemen dan penarikan kembali duta besar kami,” lanjut Trumble.
Perdana Menteri Tony Abbott sebelumnya mengatakan bahwa, Australia menyesalkan eskekusi terhadap orang-orang yang seharusnya tidak perlu. Sehingga pihaknya akan memanggil pulang Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson.
Trumble, seperti dilansir AFP, Jumat (1/5/2015), menambahkan bahwa, penghapusan gambar Jokowi adalah tindakan sementara dan tak ada insiden yang berkaitan dengan pameran lukisan itu. ”Tanggung jawab utama saya adalah mengurus karya-karya dalam koleksi kami dan keselamatan pengunjung kami,” ujarnya.
(mas)