Irak dan Hizbullah Tolak Agresi Saudi di Yaman
A
A
A
BAGHDAD - Setelah Rusia, Iran dan Suriah, Irak dan Hizbullah turut menyatakan rasa tidak setuju mereka terhadap agresi yang dilakukan oleh Arab Saudi dan sekutunya di Yaman. Agresi itu setidaknya telah menewaskan 65 orang di Yaman, dimana mayoritasnya adalah warga sipil.
"Kementerian Luar Negeri Irak mengungkapkan keprihatinannya pada intervensi militer dalam urusan dalam negeri Yaman, yang membuat situasi di negara tersebut semakin rumit," ucap kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Sikap kami adalah jelas menolak penggunaan kekuatan militer dan menyerukan semua pihak di Yaman untuk menempatkan perbedaan mereka di belakang, dan menyelesaikan semua masalah melalui jalur negosiasi," imbuhnya, seperti dilansir Reuters pada Kamis (26/3/2015).
Sementara itu, Hizbullah menyebut agresi ini sebagai sebuah hal yang tidak berimbang, dan tidak sesuai dengan hukum internasional. Kelompok terbesar di Libanon itu juga menyebut agresi yang dilakukan Saudi akan membawa dampak buruk bagi kawasan Teluk dan Timur Tengah.
"Serangan ini, yang jauh dari kata bijaksana dan tidak memiliki pembenaran hukum yang sah, yang dipimpin oleh Arab Saudi, akan membawa situasi di kawasan semakin buruk dan membawa bahaya yang sangat besar bagi masa depan negara-negara yang ada di kawasan Teluk dan Timur Tengah," ucapnya.
Hizbullah bahkan menyebut serangan yang dilakukan oleh Saudi ini sarat akan kepentingan yang dibawa oleh Barat, dalam kasus ini adalah Amerika Serikat. "Mereka (Saudi dan sekutu) juga seperti memberikan bantuan yang besar bagi Zionis," tambahnya merujuk pada Israel.
"Kementerian Luar Negeri Irak mengungkapkan keprihatinannya pada intervensi militer dalam urusan dalam negeri Yaman, yang membuat situasi di negara tersebut semakin rumit," ucap kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Sikap kami adalah jelas menolak penggunaan kekuatan militer dan menyerukan semua pihak di Yaman untuk menempatkan perbedaan mereka di belakang, dan menyelesaikan semua masalah melalui jalur negosiasi," imbuhnya, seperti dilansir Reuters pada Kamis (26/3/2015).
Sementara itu, Hizbullah menyebut agresi ini sebagai sebuah hal yang tidak berimbang, dan tidak sesuai dengan hukum internasional. Kelompok terbesar di Libanon itu juga menyebut agresi yang dilakukan Saudi akan membawa dampak buruk bagi kawasan Teluk dan Timur Tengah.
"Serangan ini, yang jauh dari kata bijaksana dan tidak memiliki pembenaran hukum yang sah, yang dipimpin oleh Arab Saudi, akan membawa situasi di kawasan semakin buruk dan membawa bahaya yang sangat besar bagi masa depan negara-negara yang ada di kawasan Teluk dan Timur Tengah," ucapnya.
Hizbullah bahkan menyebut serangan yang dilakukan oleh Saudi ini sarat akan kepentingan yang dibawa oleh Barat, dalam kasus ini adalah Amerika Serikat. "Mereka (Saudi dan sekutu) juga seperti memberikan bantuan yang besar bagi Zionis," tambahnya merujuk pada Israel.
(esn)