Sebut Penyerang Ksatria, ISIS Biang Teror Berdarah di Tunisia
A
A
A
TUNIS - ISIS mengklaim sebagai biang teror berdarah di Musuem Bardo di Kota Tunis, Tunisia dengan korban tewas 23 orang. ISIS menyebut dua pelaku serangan dan penyaderaan di museum itu sebagai kstraria.
Klaim itu disampaikan kelompok Islamic of State Iraq and Syria (ISIS) melalui pesan audio yang di-posting secara online. “Dua ksatria dari ISIS berat bersenjata dengan senjata otomatis dan granat, menargetkan Museum Bardo,” bunyi pesan audio kelompok ISIS, semalam.
Kelompok radikal itu juga mengancam akan melakukan serangan lebih lanjut. ”Apa yang Anda lihat itu hanya awal,” lanjut pesan ISIS, seperti dikutip Al Arabiya, Jumat (20/3/2015). (Baca: Penyanderaan Tiga Jam di Tunisia Berakhir, 22 Orang Tewas)
Perdana Menteri Tunisia, Habib Essid, mengatakan salah satu dari dua pria bersenjata dalam serangan itu sudah diketahui intelijen. Dalam sebuah wawancara dengan radio Prancis, RTL, Essid mengatakan bahwa Tunisia bekerja sama dengan negara lain untuk mempelajari lebih lanjut tentang latar belakang penyerang.
Menurutnya, dua penyerang itu diidentifikasi sebagai Yassine Laabidi dan Hatem Khachnaoui. Mereka sudah tewas dibunuh oleh pasukan Dinas Keamanan Tunisia ketika menggerebek Museum Bardo setelah drama penyanderaan berlangsung tiga jam. (Baca juga: Tunisia Ungkap Identitas Pelaku Teror di Museum Bardo)
Kementerian Kesehatan Tunisia telah merilis resm jumlah korban tewas dalam teror berdarah di Museum Bardo. Jumlah korban tewas sebanyak 23 orang, termasuk di antaranya 20 turis asing. Itu merupakan teror paling mematikan di Tunisia dalam 13 tahun terakhir.
Pemerintah Indonesia telah mengutuk serangan di Tunisia. Pihak KBRI di Tunis telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang jadi korban dalam teror berdarah itu.
Klaim itu disampaikan kelompok Islamic of State Iraq and Syria (ISIS) melalui pesan audio yang di-posting secara online. “Dua ksatria dari ISIS berat bersenjata dengan senjata otomatis dan granat, menargetkan Museum Bardo,” bunyi pesan audio kelompok ISIS, semalam.
Kelompok radikal itu juga mengancam akan melakukan serangan lebih lanjut. ”Apa yang Anda lihat itu hanya awal,” lanjut pesan ISIS, seperti dikutip Al Arabiya, Jumat (20/3/2015). (Baca: Penyanderaan Tiga Jam di Tunisia Berakhir, 22 Orang Tewas)
Perdana Menteri Tunisia, Habib Essid, mengatakan salah satu dari dua pria bersenjata dalam serangan itu sudah diketahui intelijen. Dalam sebuah wawancara dengan radio Prancis, RTL, Essid mengatakan bahwa Tunisia bekerja sama dengan negara lain untuk mempelajari lebih lanjut tentang latar belakang penyerang.
Menurutnya, dua penyerang itu diidentifikasi sebagai Yassine Laabidi dan Hatem Khachnaoui. Mereka sudah tewas dibunuh oleh pasukan Dinas Keamanan Tunisia ketika menggerebek Museum Bardo setelah drama penyanderaan berlangsung tiga jam. (Baca juga: Tunisia Ungkap Identitas Pelaku Teror di Museum Bardo)
Kementerian Kesehatan Tunisia telah merilis resm jumlah korban tewas dalam teror berdarah di Museum Bardo. Jumlah korban tewas sebanyak 23 orang, termasuk di antaranya 20 turis asing. Itu merupakan teror paling mematikan di Tunisia dalam 13 tahun terakhir.
Pemerintah Indonesia telah mengutuk serangan di Tunisia. Pihak KBRI di Tunis telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang jadi korban dalam teror berdarah itu.
(mas)