Manfaatkan Krisis Ukraina, Militer NATO Dekati Rusia
A
A
A
MOSKOW - NATO memanfaatkan krisis di Ukraina timur untuk mendekatkan kekuatan militer mereka ke perbatasan Rusia. Hal itu disampaikan Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Anatoly Antonov, Kamis (5/3/2015).
Menurutnya, pergerakan militer NATO terus meningkat selama beberapa tahun terakhir. Antonov mengatakan, pasukan NATO sudah mengabaikan diplomasi.
”Kami telah memperhatikan bahwa negara-negara anggota NATO menggunakan situasi di Ukraina timur sebagai dalih untuk membuang semua konvensi diplomatik, trik dan slogan-slogan untuk mendorong maju (pasukannya), lebih dekat ke perbatasan Rusia,” ujar Antonov, seperti dilansir Russia Today.
Dia mengaku heran dengan NATO yang terus menuduh Rusia menumpuk pasukannya di dekat perbatasan Ukraina.”(Padahal) kegiatan NATO lebih banyak dan lebih besar dari Rusia,” katanya.
Manuver NATO itu dia sebut sebagai cara untuk menghukum Rusia yang menolak untuk bermain dengan mengikuti aturan yang ditetapkan negara-negara Barat. (Baca juga: Rusia: NATO Tak Bisa Jadi Penjamin Tunggal Keamanan Dunia)
”Daripada menyatukan kekuatan untuk melawan kejahatan, yang terburuk dari yang terorisme, negara-negara Barat justru memecah belah dan berusaha mewujudkan skema penghukuman terhadap negara yang tidak diinginkan. Hari ini, Rusia telah dipilih sebagai target,” imbuh Antonov.
Menurutnya, pergerakan militer NATO terus meningkat selama beberapa tahun terakhir. Antonov mengatakan, pasukan NATO sudah mengabaikan diplomasi.
”Kami telah memperhatikan bahwa negara-negara anggota NATO menggunakan situasi di Ukraina timur sebagai dalih untuk membuang semua konvensi diplomatik, trik dan slogan-slogan untuk mendorong maju (pasukannya), lebih dekat ke perbatasan Rusia,” ujar Antonov, seperti dilansir Russia Today.
Dia mengaku heran dengan NATO yang terus menuduh Rusia menumpuk pasukannya di dekat perbatasan Ukraina.”(Padahal) kegiatan NATO lebih banyak dan lebih besar dari Rusia,” katanya.
Manuver NATO itu dia sebut sebagai cara untuk menghukum Rusia yang menolak untuk bermain dengan mengikuti aturan yang ditetapkan negara-negara Barat. (Baca juga: Rusia: NATO Tak Bisa Jadi Penjamin Tunggal Keamanan Dunia)
”Daripada menyatukan kekuatan untuk melawan kejahatan, yang terburuk dari yang terorisme, negara-negara Barat justru memecah belah dan berusaha mewujudkan skema penghukuman terhadap negara yang tidak diinginkan. Hari ini, Rusia telah dipilih sebagai target,” imbuh Antonov.
(mas)