Algojo ISIS Pemenggal 21 Warga Kristen Diduga Warga AS
A
A
A
WASHINGTON - Algojo ISIS bertopeng yang memimpin pemenggalan terhadap 21 warga Kristen Koptik Mesir di Libya diduga seorang warga Amerika Serikat (AS). Dugaan itu mengacu pada hasil analisis yang dilakukan ahli intelijen AS.
Ahli intelijen itu menganalisis fitur wajah dan aksen bicara sang algojo dari video yang dirilis kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada hari Minggu lalu.
”Mereka menganalisis video itu sekarang, menggunakan pengenalan wajah dan mereka terus menganalisa pola (suara) pidatonya,” kata seorang pejabat AS, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya kepada The New York Post. ”Dia terdengar seperti orang Amerika.”
Menurut ABC News, Kamis (19/2/2015), profesor Erik Thomas, ahli linguistik di North Carolina State University, juga menganalisis aksen bicara yang khas diucapkan algojo miterius itu. “Terdengar seperti orang Amerika dengan campuran Arab,” katanya. (Baca juga: ISIS Rilis Video 21 Warga Kristen Mesir Dipenggal)
Ahli lain mengatakan pemimpin algojo yang beraksi di Libya itu kemungkinan berbahasa asli Arab, namun pernah belajar bahasa Inggris Amerika. Dia diduga pernah menghabiskan waktu yang cukup lama di AS.
Pejabat Washington sadar bahwa ISIS terus mencoba merekrut warga AS. ”Dengan menggunakan seseorang dengan suara orang Amerika yang jelas, mereka menilai bahwa mereka akan masuk ke dalam pikiran orang Amerika, untuk membuat mereka gugup dan takut,” kata pejabat itu.
Ahli intelijen itu menganalisis fitur wajah dan aksen bicara sang algojo dari video yang dirilis kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada hari Minggu lalu.
”Mereka menganalisis video itu sekarang, menggunakan pengenalan wajah dan mereka terus menganalisa pola (suara) pidatonya,” kata seorang pejabat AS, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya kepada The New York Post. ”Dia terdengar seperti orang Amerika.”
Menurut ABC News, Kamis (19/2/2015), profesor Erik Thomas, ahli linguistik di North Carolina State University, juga menganalisis aksen bicara yang khas diucapkan algojo miterius itu. “Terdengar seperti orang Amerika dengan campuran Arab,” katanya. (Baca juga: ISIS Rilis Video 21 Warga Kristen Mesir Dipenggal)
Ahli lain mengatakan pemimpin algojo yang beraksi di Libya itu kemungkinan berbahasa asli Arab, namun pernah belajar bahasa Inggris Amerika. Dia diduga pernah menghabiskan waktu yang cukup lama di AS.
Pejabat Washington sadar bahwa ISIS terus mencoba merekrut warga AS. ”Dengan menggunakan seseorang dengan suara orang Amerika yang jelas, mereka menilai bahwa mereka akan masuk ke dalam pikiran orang Amerika, untuk membuat mereka gugup dan takut,” kata pejabat itu.
(mas)