Gencatan Senjata Dilanggar, Ukraina Minta Rusia Dihukum
A
A
A
KIEV - Pemerintah Ukraina meminta negara-negara Barat dan masyarkat dunia untuk menghkum Rusia dan separatis pro-Moskow di Ukraina timur. Alasannya, kubu separatis telah melanggar gencatan senjata.
Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, dalam percakapan telepon dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengatakan serangan separatis di Debaltseve adalah "serangan sinis" terhadap gencatan senjata yang difasilitasi Jerman dan Prancis di Minsk, Belarusia, pekan lalu.
Porosheno menyerukan Uni Eropa dan masyarakat internasional untuk mengambil, “(berupa) reaksi keras terhadap tindakan berbahaya yang dilakukan separatis dan Rusia.” (Baca juga: Putin: Barat Sudah Memasok Senjata ke Ukraina)
Namun, kubu separatis mengatakan, bahwa wilayah Debaltseve, yang menghubungkan Donetsk dan Luhansk (dua wilayah yang dikuasai separatis pro-Rusia), adalah wilayah mereka sehingga tidak dimasukkan dalam peta perjanjian gencatan senjata.
Sebaliknya, Ukraina berdalih, wilayah Debaltsve adalah wilayah mereka. Penembakan intens terdengar di daerah Debaltseve pada Selasa kemarin.
Pejabat Ukraina, seperti dilansir AFP, Rabu (18/2/2015), mengakui, bahwa pemberontak pro-Rusia telah mengambil bagian dari kota di Ukraina timur dan mengepung beberapa unit tentara Kiev. Namun, pertempuran sampai saat ini masih berlangsung.
”Harapan dunia untuk perdamaian sedang hancur,” kata Wakil Kepala Administrasi Kepresidenan Ukraina, Valeriy Chaly. Wakil Presiden Amerika Serikat, Joe Biden sangat mengutuk kekerasan di Ukraina timur. Dia memperingatkan Rusia untuk menerima sanksi lebih, ”jika perjanjian damai di Minsk terus dilanggar.”
Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, dalam percakapan telepon dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengatakan serangan separatis di Debaltseve adalah "serangan sinis" terhadap gencatan senjata yang difasilitasi Jerman dan Prancis di Minsk, Belarusia, pekan lalu.
Porosheno menyerukan Uni Eropa dan masyarakat internasional untuk mengambil, “(berupa) reaksi keras terhadap tindakan berbahaya yang dilakukan separatis dan Rusia.” (Baca juga: Putin: Barat Sudah Memasok Senjata ke Ukraina)
Namun, kubu separatis mengatakan, bahwa wilayah Debaltseve, yang menghubungkan Donetsk dan Luhansk (dua wilayah yang dikuasai separatis pro-Rusia), adalah wilayah mereka sehingga tidak dimasukkan dalam peta perjanjian gencatan senjata.
Sebaliknya, Ukraina berdalih, wilayah Debaltsve adalah wilayah mereka. Penembakan intens terdengar di daerah Debaltseve pada Selasa kemarin.
Pejabat Ukraina, seperti dilansir AFP, Rabu (18/2/2015), mengakui, bahwa pemberontak pro-Rusia telah mengambil bagian dari kota di Ukraina timur dan mengepung beberapa unit tentara Kiev. Namun, pertempuran sampai saat ini masih berlangsung.
”Harapan dunia untuk perdamaian sedang hancur,” kata Wakil Kepala Administrasi Kepresidenan Ukraina, Valeriy Chaly. Wakil Presiden Amerika Serikat, Joe Biden sangat mengutuk kekerasan di Ukraina timur. Dia memperingatkan Rusia untuk menerima sanksi lebih, ”jika perjanjian damai di Minsk terus dilanggar.”
(mas)