Rusia: Krisis Ukraina akibat Tujuan Kebijakan Amerika Serikat
loading...
A
A
A
MOSKOW - Konflik saat ini antara Rusia dan Ukraina adalah akibat langsung dari dorongan Barat untuk menciptakan dunia unipolar, yang melibatkan ekspansi NATO ke arah timur.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengatakan hal itu kepada Kantor Berita China, Xinhua, dalam wawancara yang diterbitkan pada Sabtu (30/4/2022).
“AS dan NATO selalu melihat Ukraina sebagai instrumen untuk menahan Rusia,” papar Lavrov.
Dia menambahkan bahwa alasan yang pada akhirnya mendorong Moskow untuk meluncurkan operasi militernya di Ukraina berasal dari kebijakan barat selama bertahun-tahun yang termasuk mengobarkan Sentimen anti-Rusia di antara orang Ukraina dan memaksa mereka membuat “pilihan yang salah” antara Barat dan Rusia.
“Baratlah yang pertama kali menghasut dan kemudian mendukung kudeta anti-konstitusional di Kiev pada 2014 yang memunculkan konflik internal Ukraina yang tidak pernah coba diselesaikan oleh AS dan sekutunya,” ujar Lavrov, saat dia menuduh Washington dan sekutunya "membina" "kursus anti-Rusia yang agresif" di Kiev dan "mendorong kaum nasionalis menuju solusi militer" dari krisis di Donbass.
“Washington dan Brussel menepis proposal Rusia untuk jaminan keamanan di Eropa pada Desember 2021,” ungkap Lavrov.
Dia menambahkan Moskow tidak punya pilihan selain meluncurkan operasi militernya untuk melindungi rakyat Donbass, menyusul permintaan dari para pemimpin dua republik yang telah diakui Rusia.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengatakan hal itu kepada Kantor Berita China, Xinhua, dalam wawancara yang diterbitkan pada Sabtu (30/4/2022).
“AS dan NATO selalu melihat Ukraina sebagai instrumen untuk menahan Rusia,” papar Lavrov.
Baca Juga
Dia menambahkan bahwa alasan yang pada akhirnya mendorong Moskow untuk meluncurkan operasi militernya di Ukraina berasal dari kebijakan barat selama bertahun-tahun yang termasuk mengobarkan Sentimen anti-Rusia di antara orang Ukraina dan memaksa mereka membuat “pilihan yang salah” antara Barat dan Rusia.
“Baratlah yang pertama kali menghasut dan kemudian mendukung kudeta anti-konstitusional di Kiev pada 2014 yang memunculkan konflik internal Ukraina yang tidak pernah coba diselesaikan oleh AS dan sekutunya,” ujar Lavrov, saat dia menuduh Washington dan sekutunya "membina" "kursus anti-Rusia yang agresif" di Kiev dan "mendorong kaum nasionalis menuju solusi militer" dari krisis di Donbass.
“Washington dan Brussel menepis proposal Rusia untuk jaminan keamanan di Eropa pada Desember 2021,” ungkap Lavrov.
Dia menambahkan Moskow tidak punya pilihan selain meluncurkan operasi militernya untuk melindungi rakyat Donbass, menyusul permintaan dari para pemimpin dua republik yang telah diakui Rusia.