Kekhalifahan ISIS Hanyalah Utopia Semata
A
A
A
JAKARTA - Pembentukan khekalifahan secara sepihak oleh ISIS dinilai sebagai bentuk dari sikap egois dan obsesi besar yang dimiliki kelompok tersebut untuk menguasai dunia. Padahal, sejatinya kekhalifahan tidak bisa dibentuk secara sepihak, harus ada persetujuan dari mayoritas umat Islam di dunia.
Menteri Agama Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin mengutarakan, saat ini rasanya sangat sulit untuk bisa kembali membangun sebuah kekhalifahan tunggal, layaknya yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW dahulu. Dirinya menyebut, realita yang ada saat ini sudah tidak mendukung sistem pemerintahan seperti itu lagi.
“Mengharapkan sebuah kepemimpinan politik tunggal (khilafah) bagi seluruh wilayah dunia Muslim, seperti di masa lalu, dalam konteks kekinian adalah utopia. Realitas kaum muslim telah mengadopsi konsep negara bangsa dengan wilayah geografis dan pengalaman sejarah yang berbeda. Sehingga, upaya untuk membangkitkan kembali sistem khilafah selalu menemui kegagalan,” kata Lukma dalam rapat Koordinasi Fungsi Intelijen Keamanan dalam rilis yang diterima Sindonews pada Senin (16/2/2015).
Lukman, sama halnya dengan tokoh Islam manapun di dunia menyebut cara ISIS dalam memperlakukan tawanannya tidak sesuai dengan ajaran Islam. “Islam menekankan akhlak mulia dalam setiap tindakan, karena tujuan yang mulia harus dicapai dengan cara yang mulia pula. Penggunaan kekerasan dalam mencapai tujuan sama sekali tidak dibenarkan dalam pandangan logika dan agama mana pun,” terang Lukman.
Lukman menjelaskan, jihad dalam pengertian perang dalam Islam lebih bersifat defensif sebagai upaya mempertahankan diri bila ada ancaman dan serangan. Perang dalam Islam adalah karena ada permusuhan atau penyerangan dari orang kafir, bukan karena kekafiran atau perbedaan agama. Karena itu, tak boleh menyerang seseorang lantaran berbeda agama atau kafir.
Menteri Agama Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin mengutarakan, saat ini rasanya sangat sulit untuk bisa kembali membangun sebuah kekhalifahan tunggal, layaknya yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW dahulu. Dirinya menyebut, realita yang ada saat ini sudah tidak mendukung sistem pemerintahan seperti itu lagi.
“Mengharapkan sebuah kepemimpinan politik tunggal (khilafah) bagi seluruh wilayah dunia Muslim, seperti di masa lalu, dalam konteks kekinian adalah utopia. Realitas kaum muslim telah mengadopsi konsep negara bangsa dengan wilayah geografis dan pengalaman sejarah yang berbeda. Sehingga, upaya untuk membangkitkan kembali sistem khilafah selalu menemui kegagalan,” kata Lukma dalam rapat Koordinasi Fungsi Intelijen Keamanan dalam rilis yang diterima Sindonews pada Senin (16/2/2015).
Lukman, sama halnya dengan tokoh Islam manapun di dunia menyebut cara ISIS dalam memperlakukan tawanannya tidak sesuai dengan ajaran Islam. “Islam menekankan akhlak mulia dalam setiap tindakan, karena tujuan yang mulia harus dicapai dengan cara yang mulia pula. Penggunaan kekerasan dalam mencapai tujuan sama sekali tidak dibenarkan dalam pandangan logika dan agama mana pun,” terang Lukman.
Lukman menjelaskan, jihad dalam pengertian perang dalam Islam lebih bersifat defensif sebagai upaya mempertahankan diri bila ada ancaman dan serangan. Perang dalam Islam adalah karena ada permusuhan atau penyerangan dari orang kafir, bukan karena kekafiran atau perbedaan agama. Karena itu, tak boleh menyerang seseorang lantaran berbeda agama atau kafir.
(esn)