Curhat Keluarga Muslim Korban Tragedi Chapel Hill pada Dunia

Jum'at, 13 Februari 2015 - 13:44 WIB
Curhat Keluarga Muslim...
Curhat Keluarga Muslim Korban Tragedi Chapel Hill pada Dunia
A A A
NORTH CAROLINA - Keluarga dari tiga warga Muslim yang ditembak mati di Chapel Hill, North Carolina, Amerika Serikat (AS) menyampaikan curahan hati (curhat) pada warga dunia. Keluarga menganggap pelaku pembunuhan tiga warga Muslim itu tak ubahnya sebagai teroris.

Linda Sarsour, juru bicara keluarga dan Direktur Eksekutif American Association Arab New York, berbicara kepada Russia Today untuk menyampaikan curhat keluarga yang dirundung duka itu. Tiga warga Muslim Deah Shaddy Barakat, 23; Yusor Mohammad Abu-Salha, 21; dan Razan Mohammad Abu-Salha, 19, ditembak mati di apartemen mereka di Chapel Hill, Selasa lalu.

Tersangka penembakan, Craig Stephen Hicks, 49, menyerahkan diri pada Selasa malam. Hicks dikenai tiga tuduhan pembunuhan tingkat pertama. Kasus itu memicu reaksi di media sosial, di mana media-media Barat menerapkan standar ganda dengan membandingkan kasus serangan di Paris. Reaksi para pemimpin dunia yang pasif dalam kasus ini juga dibandingkan dengan respons mereka dalam kasus penyerangan terhadap kantor Charlie Hebdo. (Baca juga: Reaksi Dunia, Antara Pembunuhan 3 Muslim AS dan Kasus Charlie Hebdo)

”Keluarga benar-benar yakin bahwa ini adalah kejahatan rasial, berdasarkan percakapan yang ayah miliki dengan putrinya tentang tetangganya yang sarat kebencian,” kata Sarsour. ”Dia mengatakan kepada ayahnya,‘Saya tahu bahwa ia membenci saya terkait siapa saya dan apa yang saya kenakan’,” lanjut Sarsour menirukan pernyataan korban sebelum tragedi penembakan terjadi.

”(Hicks) diketahui berjalan ke kompleks apartemen dan memiliki pistol di tangannya,” katanya.”Dan itu ditambah posting-an di media sosial, tampaknya dia sangat ekstremis, ateis, jadi dia sangat anti-agama atau anti-agama orang lain,” imbuh Sarsour.

Keluarga korban, lanjut Sarsour, yakin tindakan Hicks “benar-benar merupakan tindakan terorisme.”. ”Terorisme adalah kejahatan yang memiliki motivasi politik atau agama di belakangnya. Orang ini adalah anti-teis. Jika Anda melihat beberapa posting di media sosial, ia adalah anti-agama dan anti-agama orang lain. Ini benar-benar bagi saya kasus terorisme dalam negeri,” ujar Sarsour, yang dilansir Jumat (13/2/2015).

Sarsour lantas mengkritik media-media Barat yang tampak mengabaikan kasus penembakan itu, sehingga memicu reaksi di media sosial. Di mana muncul kampanye pembelaan pada korban dengan hastag #MuslimLivesMatter dan #ChapelHillShooting.

”Jika pelaku (serangan) adalah Muslim, kita akan memiliki cakupan non-stop dari agamanya, dia berafiliasi dengan kelompok mana, di mana dia bekerja, dia berbicara dengan siapa, dan benar-benar fokus dalam banyak hal,” kata Sarsour. Sedangkan dalam kasus di Caphel Hill tidak seheboh dengan kasus seperti yang terjadi di Paris.

Sementara itu, istri Hicks, Karen, membantah bahwa suaminya dimotivasi oleh Islamofobia ketika membunuh tiga warga Muslim itu. Menurutnya, kasus ini murni sengketa lahan parkir.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0806 seconds (0.1#10.140)