Kisah Pemuda Inggris Pemburu ISIS yang Selalu Bawa Granat
A
A
A
KOBANE - Macer Gilfford nama pemuda 28 tahun asal Inggris ini. Dia meninggalkan pekerjaan dan kehidupan yang nyaman di Inggris dan memilih jadi pemburu militan ISIS di Timur Tengah.
Yang mengejutkan, dia selalu membawa granat di sakunya. Alasannya, dia ingin meledakkan diri, sehingga tidak mungkin bisa ditangkap hidup-hidup oleh militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pemuda Inggris itu telah menjadi relawan tempur pasukan Kurdi di Irak dan Suriah untuk memerangi ISIS.
”Saya punya granat di saku saya dan saya akan meledakkan diri sebelum mereka (ISIS) membawa saya hidup-hidup,” katanya. Pemuda ini pernah mengkritik keras Perdana Menteri Inggris, David Cameron, yang gagal menangani ekstremisme.
Gillford yang sebelum jadi pemburu militan ISIS adalah seorang mahasiswa di Inggris itu pergi ke Turki sebelum Natal tahun lalu. Pemuda ini bersumpah untuk tetap tinggal di Timur Tengah sampai kelompok ISIS benar-benar dikalahkan.
“Saya telah meninggalkan kehidupan yang nyaman di Inggris untuk mengambil risiko hidup menderita dan mungkin mengalami kematian yang mengerikan,” ujarnya, seperti dilansir Daily Mail, Senin (9/2/2015).
Gillford melakukan wawancara dengan Mail Online dari Irak. Dalam wawancara itu, dia mengecam David Cameron yang gagal mengatasi ekstremisme. ”Saya telah meninggalkan keluarga saya dan kehidupan yang nyaman di Inggris untuk mengambil risiko berupa kematian yang mungkin paling mengerikan di tangan ISIS,” imbuh dia.
”Tapi mereka tidak akan membawa saya hidup-hidup. Saya tidak akan membiarkan keluarga saya melihat saya dieksekusi di depan umum,” katanya lagi.
Yang mengejutkan, dia selalu membawa granat di sakunya. Alasannya, dia ingin meledakkan diri, sehingga tidak mungkin bisa ditangkap hidup-hidup oleh militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pemuda Inggris itu telah menjadi relawan tempur pasukan Kurdi di Irak dan Suriah untuk memerangi ISIS.
”Saya punya granat di saku saya dan saya akan meledakkan diri sebelum mereka (ISIS) membawa saya hidup-hidup,” katanya. Pemuda ini pernah mengkritik keras Perdana Menteri Inggris, David Cameron, yang gagal menangani ekstremisme.
Gillford yang sebelum jadi pemburu militan ISIS adalah seorang mahasiswa di Inggris itu pergi ke Turki sebelum Natal tahun lalu. Pemuda ini bersumpah untuk tetap tinggal di Timur Tengah sampai kelompok ISIS benar-benar dikalahkan.
“Saya telah meninggalkan kehidupan yang nyaman di Inggris untuk mengambil risiko hidup menderita dan mungkin mengalami kematian yang mengerikan,” ujarnya, seperti dilansir Daily Mail, Senin (9/2/2015).
Gillford melakukan wawancara dengan Mail Online dari Irak. Dalam wawancara itu, dia mengecam David Cameron yang gagal mengatasi ekstremisme. ”Saya telah meninggalkan keluarga saya dan kehidupan yang nyaman di Inggris untuk mengambil risiko berupa kematian yang mungkin paling mengerikan di tangan ISIS,” imbuh dia.
”Tapi mereka tidak akan membawa saya hidup-hidup. Saya tidak akan membiarkan keluarga saya melihat saya dieksekusi di depan umum,” katanya lagi.
(mas)