Bela Nabi, Demo Anti-Charlie Hebdo di Aljazair Rusuh
A
A
A
ALGIERS - Demo anti-majalah Charlie Hebdo di Algiers, Aljazair berujung rusuh. Para demonstran yang membela Nabi Muhammad, bentrok dengan polisi.
Beberapa petugas terluka dalam kerusuhan pada hari Jumat kemarin. Massa yang marah dengan penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo, melemparkan batu, kembang api dan botol ke arah pasukan keamanan di wilayah dekat Ibu Kota Aljazair.
Puluhan orang ditangkap. Dua tokoh Islam, Ali Belhadj dan Hamadache Zeraoui, ditahan atas tuduhan menghasut demo secara ilegal di Algiers. Di negara itu, demonstrasi masih dilarang.
Ratusan orang, termasuk perempuan dan anak-anak, semula beraksi damai. Di sepanjang jalan, mereka meneriakkan takbir dan melambaikan poster bertuliskan “Je Suis Mohammad”.
Kata-kata dalam bahasa Prancis yang bermakna “Saya Muhammad” itu merupakan diksi tandingan dari “Je Suis Charlie” yang disuarakan para pendukung majalah Charlie Hebdo sejak diserang 7 Januari 2015 lalu.
”Ini adalah agama saya. Saya dengan Nabi saya dan mereka mengkritik dia (Nabi Muhammad),” kata Mohammed Rechache, seorang sopir truk yang ambil bagian dalam demo di Algiers bersama putranya, seperti dikutip Reuters, Sabtu (17/1/2015).
Sejak jadi sasaran teror berdarah dengan korban tewas 12 orang, majalah Charlie Hebdo terbit perdana dengan sampul depan bergambar kartun Nabi Muhammad. Namun, sampuk itu justru memicu kemarahan umat Muslim di seluruh dunia.
”Kami melawan mereka yang mengkritik Nabi Muhammad, tapi kami juga melawan terorisme,” kata mahasiswa Aljazair, Salem Benzamia, yang ikut demo.
Dua pria keturunan Aljazair, Said dan Cherif Kuoachi, menjadi pelaku penyerangan di kantor majalah satir di Paris tersebut. Keduanya telah tewas ditembak mati pasukan khusus Prancis setelah digerebak di tempat persembunyiannya, Jumat pekan lalu.
Beberapa petugas terluka dalam kerusuhan pada hari Jumat kemarin. Massa yang marah dengan penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo, melemparkan batu, kembang api dan botol ke arah pasukan keamanan di wilayah dekat Ibu Kota Aljazair.
Puluhan orang ditangkap. Dua tokoh Islam, Ali Belhadj dan Hamadache Zeraoui, ditahan atas tuduhan menghasut demo secara ilegal di Algiers. Di negara itu, demonstrasi masih dilarang.
Ratusan orang, termasuk perempuan dan anak-anak, semula beraksi damai. Di sepanjang jalan, mereka meneriakkan takbir dan melambaikan poster bertuliskan “Je Suis Mohammad”.
Kata-kata dalam bahasa Prancis yang bermakna “Saya Muhammad” itu merupakan diksi tandingan dari “Je Suis Charlie” yang disuarakan para pendukung majalah Charlie Hebdo sejak diserang 7 Januari 2015 lalu.
”Ini adalah agama saya. Saya dengan Nabi saya dan mereka mengkritik dia (Nabi Muhammad),” kata Mohammed Rechache, seorang sopir truk yang ambil bagian dalam demo di Algiers bersama putranya, seperti dikutip Reuters, Sabtu (17/1/2015).
Sejak jadi sasaran teror berdarah dengan korban tewas 12 orang, majalah Charlie Hebdo terbit perdana dengan sampul depan bergambar kartun Nabi Muhammad. Namun, sampuk itu justru memicu kemarahan umat Muslim di seluruh dunia.
”Kami melawan mereka yang mengkritik Nabi Muhammad, tapi kami juga melawan terorisme,” kata mahasiswa Aljazair, Salem Benzamia, yang ikut demo.
Dua pria keturunan Aljazair, Said dan Cherif Kuoachi, menjadi pelaku penyerangan di kantor majalah satir di Paris tersebut. Keduanya telah tewas ditembak mati pasukan khusus Prancis setelah digerebak di tempat persembunyiannya, Jumat pekan lalu.
(mas)