Tolak Standar Ganda,Turki Menentang Islamophobia
A
A
A
PARIS - Meski menentang teror di Paris, Turki menolak standar ganda dan menentang Islamophobia di seluruh dunia.
Pernyataan itu disampaikan Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu. Menurutnya, seharusnya tidak ada standar ganda untuk mengecam serangan terhadap masjid dan gejala Islamophobia di Eropa.
”Ini adalah pesan kepada seluruh dunia bahwa setiap orang harus menghadapi ancaman teror,” kata Davutoglu kepada wartawan di Kedutaan Turki di Paris.
”Kami harapkan kepekaan yang sama yang akan ditampilkan untuk serangan terhadap masjid atau Islamophobia," katanya setelah ikut pawai diam bersama lebih dari 40 pemimpin dunia di Paris, hari Minggu kemarin.
Pawai dimulai dari Place de la Republique dan menuju ke Place de la Nation, yang berjarak sekitar tiga kilometer.
Lebih dari 40 pemimpin dunia, seperti Kanselir Jerman; Angela Merkel, Perdana Menteri Israel; Benjamin Netanyahu, dan Menteri Luar Negeri Rusia; Sergey Lavrov tampak hadir dalam keheningan untuk mengutuk aksi teror di Paris.
”Sikap Turki tetap sama sesuai prinsip dan kami akan menjaga sikap ini,” ujarnya. ”Turki memiliki nilai yang sama di seluruh dunia terkait teror yang bersangkutan. Tidak ada standar ganda,” lanjut dia, seperti dikutip Russia Today, Senin (12/1/2015).
Davutoglu juga menentang atas apa yang dia sebut sebagai "terorisme negara" terhadap rakyat Palestina serta Suriah.
Terkait dengan teror di Paris, Davutoglu minta masyarakat Paris mengoreksi diri apakah selama ini telah mendorong orang-orang bersenjata untuk melakukan serangan atau tidak.
Komentar itu, mengacu pada serangan terjadap kantor majalah satir di Paris, Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang. Majalah itu diserang, karena menerbitkan kartun-kartun provokatif yang menghina tokoh-tokoh politik dan tokoh semua agama.
Pernyataan itu disampaikan Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu. Menurutnya, seharusnya tidak ada standar ganda untuk mengecam serangan terhadap masjid dan gejala Islamophobia di Eropa.
”Ini adalah pesan kepada seluruh dunia bahwa setiap orang harus menghadapi ancaman teror,” kata Davutoglu kepada wartawan di Kedutaan Turki di Paris.
”Kami harapkan kepekaan yang sama yang akan ditampilkan untuk serangan terhadap masjid atau Islamophobia," katanya setelah ikut pawai diam bersama lebih dari 40 pemimpin dunia di Paris, hari Minggu kemarin.
Pawai dimulai dari Place de la Republique dan menuju ke Place de la Nation, yang berjarak sekitar tiga kilometer.
Lebih dari 40 pemimpin dunia, seperti Kanselir Jerman; Angela Merkel, Perdana Menteri Israel; Benjamin Netanyahu, dan Menteri Luar Negeri Rusia; Sergey Lavrov tampak hadir dalam keheningan untuk mengutuk aksi teror di Paris.
”Sikap Turki tetap sama sesuai prinsip dan kami akan menjaga sikap ini,” ujarnya. ”Turki memiliki nilai yang sama di seluruh dunia terkait teror yang bersangkutan. Tidak ada standar ganda,” lanjut dia, seperti dikutip Russia Today, Senin (12/1/2015).
Davutoglu juga menentang atas apa yang dia sebut sebagai "terorisme negara" terhadap rakyat Palestina serta Suriah.
Terkait dengan teror di Paris, Davutoglu minta masyarakat Paris mengoreksi diri apakah selama ini telah mendorong orang-orang bersenjata untuk melakukan serangan atau tidak.
Komentar itu, mengacu pada serangan terjadap kantor majalah satir di Paris, Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang. Majalah itu diserang, karena menerbitkan kartun-kartun provokatif yang menghina tokoh-tokoh politik dan tokoh semua agama.
(mas)