Putus Setengah Abad, AS Pulihkan Hubungan dengan Kuba

Kamis, 18 Desember 2014 - 09:10 WIB
Putus Setengah Abad,...
Putus Setengah Abad, AS Pulihkan Hubungan dengan Kuba
A A A
HAVANA - Amerika Serikat (AS) mendadak memulihkan hubungan diplomatik dengan Kuba setelah terputus lebih dari setengah abad. Hubungan AS dan Kuba terputus sejak 1961.

Hal ini dianggap sebagai sejarah baru bagi hubungan AS dan Kuba yang selama ini jadi musuh bebuyutan. Rakyat Kuba turun ke jalan dan bersorak untuk merayakan momen ini pada hari Rabu waktu Havana.

Sekitar 100 demonstran yang sebagian besar mahasiswa, ramai-ramai membunyikan klakson untuk merayakannya. ”Hidup Fidel! Hidup Raul! Hidup revolusi!" teriak mereka, mendukung mantan pemimpin bersejarah Kuba, Fidel Castro, dan Presiden Kuba saat ini Raul Castro.

Banyak dari demonstran berharap pemulihan hubungan AS dan Kuba diakhiri dengan pencabutan embargo ekonomi AS terhadap Kuba.

”Saya telah menunggu hari ini sejak saya bisa mengingat,” kata seorang sopir taksi di Havana, Jorge Reymond, sambil menyeka air mata di wajahnya, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (18/12/2014).

Reymond mengatakan, bahwa ia berusia lima tahun ketika Fidel Castro naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 1959 atau saat revolusi Kuba pecah. Sejak itu, banyak warga Kuba yang anti-revolusi mengasingkan diri ke AS. Kemudian tahun 1961 AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba.

”Rasa sakit untuk keluarga saya yang dibagi antara Kuba dan Amerika Serikat telah sangat besar, saya tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata,” ujar Reymond, yang sebagian keluarganya mengasingkan diri di AS.

Sementara itu, Presiden Raul Castro telah membuat pengumuman di stasiun televisi, soal perkembangan baru hubungan AS dan Kuba. Seorang aktivis politik Kuba, Eliecer Avila, mengatakan, momen ini menjadi kesempatan bagi Kuba untuk mengambil keuntungan dari perubahan hubungan AS dan Kuba.

”Visi umum Kuba mulai bergeser setelah terjebak selama lebih dari 50 tahun,” ujarnya pemimpin kelempok Somos+ yang menyerukan warga Kuba untuk membangun kehidupan bermasyarakat yang lebih modern setelah puluhan tahun sengsara akibat embargo ekonomi dari AS.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6005 seconds (0.1#10.140)