Rusia: Kerusuhan Rasial di Ferguson Bukti Amerika Munafik!
A
A
A
MOSKOW - Pemerintah Rusia mengolok-olok Amerika Serikat (AS) dengan menyebut kerusuhan rasial di Ferguson sebagai bukti bahwa AS munafik.
Menurut pihak Moskow, Washington selama ini rajin mengkuliahi negara-negara lain tentang hak asasi manusia. Tapi di dalam negeri AS sendiri menerapkan kebijakan rasial yang memicu kerusuhan hebat di Ferguson. (Baca: Rusuh di Ferguson Telan Korban, 700 Tentara AS Dikerahkan)
Komentar itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Rusia. Menurut mereka, AS sudah saatnya fokus pada masalah perlindungan HAM domestik daripada berkhotbah untuk negara-negara lain soal HAM.
”Ledakan kemarahan publik yang besar dan reaksi yang tidak proporsional di instansi penegak hukum mengkonfirmasi lagi bahwa ini bukan insiden terisolasi, tetapi merupakan kecacatan sistemik dalam demokrasi di Amerika, yang telah gagal untuk mengatasi kesenjangan ras, diskriminasi dan ketidakadilan,” bunyi pernyataan kementerian itu, seperti dikutip Reuters, Kamis (27/11/2014). (Baca juga: Ferguson Masih Panas, Dua Anggota FBI Dilaporkan Tertembak)
Kerusuhan rasial di Ferguosn dipicu dibebaskannya polisi kulit putih, Darren Wilson, penembak mati remaja kulit hitam, Micheael Brown. Wilson tidak didakwa oleh jaksa. Hal itulah yang memicu amarah warga AS, terutama warga kulit hitam yang menganggap hukum di AS diskriminatif.
Pada hari Rabu kemarin, polisi menangkap sejumlah orang setelah kerusuhan di Ferguson nyaris tak terkendali. Sejumlah gedung dan mobil polisi dibakar. Penjarahan juga tidak terelakkan. Bahkan, ribuan pasukan Garda Nasional AS dikerahkan untuk mengatasi kerusuhan.
Menurut pihak Moskow, Washington selama ini rajin mengkuliahi negara-negara lain tentang hak asasi manusia. Tapi di dalam negeri AS sendiri menerapkan kebijakan rasial yang memicu kerusuhan hebat di Ferguson. (Baca: Rusuh di Ferguson Telan Korban, 700 Tentara AS Dikerahkan)
Komentar itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Rusia. Menurut mereka, AS sudah saatnya fokus pada masalah perlindungan HAM domestik daripada berkhotbah untuk negara-negara lain soal HAM.
”Ledakan kemarahan publik yang besar dan reaksi yang tidak proporsional di instansi penegak hukum mengkonfirmasi lagi bahwa ini bukan insiden terisolasi, tetapi merupakan kecacatan sistemik dalam demokrasi di Amerika, yang telah gagal untuk mengatasi kesenjangan ras, diskriminasi dan ketidakadilan,” bunyi pernyataan kementerian itu, seperti dikutip Reuters, Kamis (27/11/2014). (Baca juga: Ferguson Masih Panas, Dua Anggota FBI Dilaporkan Tertembak)
Kerusuhan rasial di Ferguosn dipicu dibebaskannya polisi kulit putih, Darren Wilson, penembak mati remaja kulit hitam, Micheael Brown. Wilson tidak didakwa oleh jaksa. Hal itulah yang memicu amarah warga AS, terutama warga kulit hitam yang menganggap hukum di AS diskriminatif.
Pada hari Rabu kemarin, polisi menangkap sejumlah orang setelah kerusuhan di Ferguson nyaris tak terkendali. Sejumlah gedung dan mobil polisi dibakar. Penjarahan juga tidak terelakkan. Bahkan, ribuan pasukan Garda Nasional AS dikerahkan untuk mengatasi kerusuhan.
(mas)