Pentolan ISIS Terbunuh dalam Serangan di Mosul
A
A
A
MOSUL - Salah satu pimpinan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terbunuh dalam serangan udara di Mosul, Irak. Laporan itu disampaikan penduduk Mosul dan petugas media pada Kamis.
Menurut mereka pentolan ISIS yang meregang nyawa itu adalah Radwan Taleb al-Hamdouni. Dia dikenal sebagai pemimpin ISIS untuk wilayah Mosul. Dia dilaporkan tewas bersama sopirnya saat mobil yang mereka tumpangi terkena serangan udara koalisi anti-ISIS.
“Hamdouni dimakamkan oleh banyak pendukungnya. Beberapa dari merekamembawa bendera ISIS warna hitam menghadiri pemakaman,” tulis Reuters, Jumat (21/11/2014) mengutip sumber medis di Mosul.
Dia menjadi penguasa Mosul, setelah kota itu direbut ISIS dari pasukan Irak pada Juni 2014. Namun, sejak Agustus 2014, Amerika Serikat dan koalisi anti-ISIS terus membombardir wilayah Mosul dengan target basis-basis ISIS.
Serangan udara itu kian efektif setelah pasukan Kurdi ikut berperang melawan ISIS secara sporadis. Sejak diserang bertubi-tubi, kelompok ISIS mulai mengalami kemunduran selama sepekan terakhir. Kondisi itu berbeda ketika lima bulan lalu ISIS mengepung ladang minyak Baiji, yang merupakan ladang minyak terbesar di Irak.
Menurut mereka pentolan ISIS yang meregang nyawa itu adalah Radwan Taleb al-Hamdouni. Dia dikenal sebagai pemimpin ISIS untuk wilayah Mosul. Dia dilaporkan tewas bersama sopirnya saat mobil yang mereka tumpangi terkena serangan udara koalisi anti-ISIS.
“Hamdouni dimakamkan oleh banyak pendukungnya. Beberapa dari merekamembawa bendera ISIS warna hitam menghadiri pemakaman,” tulis Reuters, Jumat (21/11/2014) mengutip sumber medis di Mosul.
Dia menjadi penguasa Mosul, setelah kota itu direbut ISIS dari pasukan Irak pada Juni 2014. Namun, sejak Agustus 2014, Amerika Serikat dan koalisi anti-ISIS terus membombardir wilayah Mosul dengan target basis-basis ISIS.
Serangan udara itu kian efektif setelah pasukan Kurdi ikut berperang melawan ISIS secara sporadis. Sejak diserang bertubi-tubi, kelompok ISIS mulai mengalami kemunduran selama sepekan terakhir. Kondisi itu berbeda ketika lima bulan lalu ISIS mengepung ladang minyak Baiji, yang merupakan ladang minyak terbesar di Irak.
(mas)