Patah Hati, Alasan Psikopat Inggris Bunuh Sumarti Secara Sadis
A
A
A
HONG KONG - Motif pembunuhan sadis terhadap Sumarti Ningsih, 25, warga Cilacap, oleh psikopat Inggris, Rurik Jutting, 29, di Hong Kong diduga karena Jutting patah hati.
Mantan teman Jutting menyebut, bankir Inggris itu patah hati karena tunangannya selingkuh. Hubungan Jutting dan tunangannya kandas dua tahun lalu, setelah tunangannya dikabarkan berselingkuh dengan pria lain setelah pindah dari London ke New York.
”Dia ingin menikah dengannya secara sungguh-sungguh, tapi dia (tuangan Jutting) akhirnya mengkhianatinya,” kata mantan teman Jutting, yang berbicara dengan syarat anonim kepada Daily Telegraph, semalam. (Baca: Wanita Indonesia Dibunuh Pria Inggris di Hong Kong)
”Akhirnya dia memutuskan (hubungan). Saya pikir tunangannya melakukan perselingkuhan cukup parah. Mereka mencoba untuk berdamai. Tapi saya pikir mungkin satu bulan atau lebih, ia (Jutting) tidak mampu untuk berdamai, karena fakta tunangannya tidak setia,” lanjut mantan teman Jutting itu.
Pengacara Jutting, Martyn Richmond, mengatakan kliennya diinterogasi polisi secara berulang-ulang. Jutting, kata Richmon, mungkin akan ambil bagian dalam rekonstruksi pembunuhan yang terjadi di apartemennya di Hong Kong.
Sumarti Ningsih merupakan salah satu dari dua wanita yang dibunuh Jutting, pada Sabtu pekan lalu di sebuah apartemen di Wan Chai, Hong Kong.Menurut jurnalis lokal, kedua korban adalah warga Indonesia yang dikenal dengan nama Jesse dan Alice. Sedangkan menurut Kementerian Luar Negeri Indonesia, wanita kedua yang ikut dibunuh Jutting masih proses identifikasi.
Sumarti dibunuh dengan cara sadis. Dia mengalami luka di bagian leher yang tampaknya nyaris dipenggal. Tubuhnya ditemukan dalam kondisi tanpa busana, di dalam koper di balkon apartemen Jutting. Tangan dan kaki Sumarti juga dalam kondisi terikat tali. Polisi Hong Kong menggambarkan kondisi lokasi kejadian seperti “kubungan darah”.
Mantan teman Jutting menyebut, bankir Inggris itu patah hati karena tunangannya selingkuh. Hubungan Jutting dan tunangannya kandas dua tahun lalu, setelah tunangannya dikabarkan berselingkuh dengan pria lain setelah pindah dari London ke New York.
”Dia ingin menikah dengannya secara sungguh-sungguh, tapi dia (tuangan Jutting) akhirnya mengkhianatinya,” kata mantan teman Jutting, yang berbicara dengan syarat anonim kepada Daily Telegraph, semalam. (Baca: Wanita Indonesia Dibunuh Pria Inggris di Hong Kong)
”Akhirnya dia memutuskan (hubungan). Saya pikir tunangannya melakukan perselingkuhan cukup parah. Mereka mencoba untuk berdamai. Tapi saya pikir mungkin satu bulan atau lebih, ia (Jutting) tidak mampu untuk berdamai, karena fakta tunangannya tidak setia,” lanjut mantan teman Jutting itu.
Pengacara Jutting, Martyn Richmond, mengatakan kliennya diinterogasi polisi secara berulang-ulang. Jutting, kata Richmon, mungkin akan ambil bagian dalam rekonstruksi pembunuhan yang terjadi di apartemennya di Hong Kong.
Sumarti Ningsih merupakan salah satu dari dua wanita yang dibunuh Jutting, pada Sabtu pekan lalu di sebuah apartemen di Wan Chai, Hong Kong.Menurut jurnalis lokal, kedua korban adalah warga Indonesia yang dikenal dengan nama Jesse dan Alice. Sedangkan menurut Kementerian Luar Negeri Indonesia, wanita kedua yang ikut dibunuh Jutting masih proses identifikasi.
Sumarti dibunuh dengan cara sadis. Dia mengalami luka di bagian leher yang tampaknya nyaris dipenggal. Tubuhnya ditemukan dalam kondisi tanpa busana, di dalam koper di balkon apartemen Jutting. Tangan dan kaki Sumarti juga dalam kondisi terikat tali. Polisi Hong Kong menggambarkan kondisi lokasi kejadian seperti “kubungan darah”.
(mas)