Heboh, Masjid Kaum Gay Akan Dibangun di Cape Town
Rabu, 17 September 2014 - 14:39 WIB
Heboh, Masjid Kaum Gay Akan Dibangun di Cape Town
A
A
A
CAPE TOWN - Seorang profesor di Universitas Oxford, menyampaikan rencana yang membuat heboh dunia, dengan akan membangun masjid yang terbuka untuk kaum gay atau homoseksual, di Cape Town, Afrika Selatan.
Profesor Studi Islam dan Sejarah Afrika bernama Taj Hargey itu mengatakan, masjid itu nantinya terbuka untuk semua sektarian, termasuk Muslim Sunni dan Muslim Syiah. Dia menyebut, rencana itu sebagai revolusi Islam.
”Saya kira para ulama Muslim tidak senang dengan masjid baru yang independen, yang akan menantang otoritas mereka,” kata Hargey. Laporan soal rencana pembangunan masjid untuk kaum gay itu pertama kali dilansir Cape Times pada 15 September 2014 lalu.
”Saya memberitakan Islam, sebagai agama yang mencerahkan, ilmiah dan egaliter,” ucapnya. Masjid yang akan dibangun itu dijuluki “Gay Temple”.
Untuk memulai rencananya itu, pihaknya akan mengundang perempuan untuk memimpin doa dan menyambut kaum gay dan kaum non-Muslim. Dia menyadari idenya itu kontroversial.
”Saya tidak mendukung hidup kaum homoseksual, tapi saya tidak mengutuk mereka sebagai manusia. Kami bagaimanapun, menyambut orang-orang gay dan mendiskusikan topik seperti seksualitas, politik dan lain-lain,” katanya.
Profesor Studi Islam dan Sejarah Afrika bernama Taj Hargey itu mengatakan, masjid itu nantinya terbuka untuk semua sektarian, termasuk Muslim Sunni dan Muslim Syiah. Dia menyebut, rencana itu sebagai revolusi Islam.
”Saya kira para ulama Muslim tidak senang dengan masjid baru yang independen, yang akan menantang otoritas mereka,” kata Hargey. Laporan soal rencana pembangunan masjid untuk kaum gay itu pertama kali dilansir Cape Times pada 15 September 2014 lalu.
”Saya memberitakan Islam, sebagai agama yang mencerahkan, ilmiah dan egaliter,” ucapnya. Masjid yang akan dibangun itu dijuluki “Gay Temple”.
Untuk memulai rencananya itu, pihaknya akan mengundang perempuan untuk memimpin doa dan menyambut kaum gay dan kaum non-Muslim. Dia menyadari idenya itu kontroversial.
”Saya tidak mendukung hidup kaum homoseksual, tapi saya tidak mengutuk mereka sebagai manusia. Kami bagaimanapun, menyambut orang-orang gay dan mendiskusikan topik seperti seksualitas, politik dan lain-lain,” katanya.
(mas)
