Tuduhan Uji Coba Nuklir Bikin Rusia dan AS Mendidih
A
A
A
MOSKOW - Pemerintah Rusia telah menaikkan tensi ketegangannya dengan Amerika Serikat (AS), setelah mereka tidak terima dengan tuduhan telah menguji coba rudal nuklir.
Tuduhan itu disampaikan pemerintah AS dan menganggap Rusia melanggar perjanjian Perang Dingin. Kini hubungan dua negara kuat itu mulai mendidih.
”Sekali lagi AS sedang mencoba untuk bertindak sebagai mentor, untuk beberapa alasan, AS berpura-pura memiliki kebenaran dan merasa memiliki hak untuk menghakimi orang lain,” demikian keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri Rusia, Sabtu (2/8/2014).
“Klaim yang dibuat dengan sedikit bukti dan berdasarkan logika miring, dengan kata lain tidak disajikan dengan analisis lebih lanjut,” lanjut pernyataan pihak Moskow itu. (Baca: Rusia Jajal Rudal Nuklir, AS Kesal)
”Tujuannya tampaknya untuk menciptakan dinding informasi guna menghasut negara-negara lain, merebus propaganda sampai mendidih untuk media. Apakah pemerintah AS masih tulus menipu dirinya, apakah dunia bisa memegang kata-kata Washington?,” imbuh pernyataan kementerian itu, seperti dikutip Russia Today.
Awalnya, AS menuduh Rusia telah menguji coba rudal jelajah nuklir. Tindakan itu dianggap melanggar perjanjian rudal nuklir 1987. Namun, tuduhan AS itu tidak disertai bukti. Bahkan pejabat Pentagon juga menolak mengungkap bukti-bukti jika Rusia menguji coba rudal nuklir.
Dalam perjanjian 1987, rudal jarak menengah yang mampu melesat hingga 500-5.500 km dilarang. Pejanjian itu dibuat pada akhir Perdang Dingin antara pemimpin Uni Soviet dan pemimpin AS kala itu.
Tuduhan itu disampaikan pemerintah AS dan menganggap Rusia melanggar perjanjian Perang Dingin. Kini hubungan dua negara kuat itu mulai mendidih.
”Sekali lagi AS sedang mencoba untuk bertindak sebagai mentor, untuk beberapa alasan, AS berpura-pura memiliki kebenaran dan merasa memiliki hak untuk menghakimi orang lain,” demikian keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri Rusia, Sabtu (2/8/2014).
“Klaim yang dibuat dengan sedikit bukti dan berdasarkan logika miring, dengan kata lain tidak disajikan dengan analisis lebih lanjut,” lanjut pernyataan pihak Moskow itu. (Baca: Rusia Jajal Rudal Nuklir, AS Kesal)
”Tujuannya tampaknya untuk menciptakan dinding informasi guna menghasut negara-negara lain, merebus propaganda sampai mendidih untuk media. Apakah pemerintah AS masih tulus menipu dirinya, apakah dunia bisa memegang kata-kata Washington?,” imbuh pernyataan kementerian itu, seperti dikutip Russia Today.
Awalnya, AS menuduh Rusia telah menguji coba rudal jelajah nuklir. Tindakan itu dianggap melanggar perjanjian rudal nuklir 1987. Namun, tuduhan AS itu tidak disertai bukti. Bahkan pejabat Pentagon juga menolak mengungkap bukti-bukti jika Rusia menguji coba rudal nuklir.
Dalam perjanjian 1987, rudal jarak menengah yang mampu melesat hingga 500-5.500 km dilarang. Pejanjian itu dibuat pada akhir Perdang Dingin antara pemimpin Uni Soviet dan pemimpin AS kala itu.
(mas)