Apa Artinya Idul Fitri ketika Anak-anak Gaza Dibunuh tiap Hari
Apa Artinya Idul Fitri ketika Anak-anak Gaza Dibunuh tiap Hari
A
A
A
GAZA - Senin (28/7/2014), pagi waktu Jalur Gaza, Palestina, raut muka sejumlah warga setempat masih dirundung duka. Para warga Palestina di Jalur Gaza sadar betul hari ini adalah perayaan Idul Fitri atau Lebaran.
Nyaris tak ada pesta mewah, dan aneka makanan seperti kebanyakan perayaan Lebaran di sejumlah negara. Warga Muslim di Gaza, justru memanfaatkan momen Lebaran untuk menguburkan kerabat mereka yang tewas akibat invasi Israel.
Ada ketenangan sejenak, setelah invasi Israel berhenti sesaat. Tapi, itu bukan jaminan, karena menurut Hamas, Israel menolak perpanjangan waktu gencatan senjata meskipun hari ini umat Muslim di Gaza merayakan Lebaran.
Seorang wartawan dari kantor berita Palestina, Ma’an, mencoba bertamu di salah satu rumah warga Gaza. Alih-alih bertamu untuk berbagai kebahagiaan Lebaran. Wartawan itu justru datang sebagai pelayat.
Tuan rumah bukan merayakan Lebaran, melainkan sedang dirundung duka, setelah salah satu kerabat mereka tewas sebelum Lebaran tiba.”Apa artinya Idul Fitri ada ketika anak-anak dibunuh setiap hari?, tanya Majd Yassin, remaja 15 tahun Gaza, yang ada di rumah itu.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Ashraf al-Qidra, mengatakan, lebih dari 1.035 warga Palestina telah tewas sejak invasi Israel dimulai di Jalur Gaza.
Menurutnya, dari jumlah itu sebanyak 236 di antaranya adalah anak-anak, 93 lainnya perempuan, dan 47 orang warga usia lanjut. Sedangkan kelompok HAM menyatakan, 80 persen korban invasi Israel di Gaza adalah warga sipil.
Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, menyebut sikap Israel yang menolak perpanjangan gencatan senjata saat Idul Fitri tiba telah menyakiti perasaan warga Gaza yang ingin berlebaran.”Itu mengabaikan perasaan dan doa umat Islam,” kata Zuhri.
Nyaris tak ada pesta mewah, dan aneka makanan seperti kebanyakan perayaan Lebaran di sejumlah negara. Warga Muslim di Gaza, justru memanfaatkan momen Lebaran untuk menguburkan kerabat mereka yang tewas akibat invasi Israel.
Ada ketenangan sejenak, setelah invasi Israel berhenti sesaat. Tapi, itu bukan jaminan, karena menurut Hamas, Israel menolak perpanjangan waktu gencatan senjata meskipun hari ini umat Muslim di Gaza merayakan Lebaran.
Seorang wartawan dari kantor berita Palestina, Ma’an, mencoba bertamu di salah satu rumah warga Gaza. Alih-alih bertamu untuk berbagai kebahagiaan Lebaran. Wartawan itu justru datang sebagai pelayat.
Tuan rumah bukan merayakan Lebaran, melainkan sedang dirundung duka, setelah salah satu kerabat mereka tewas sebelum Lebaran tiba.”Apa artinya Idul Fitri ada ketika anak-anak dibunuh setiap hari?, tanya Majd Yassin, remaja 15 tahun Gaza, yang ada di rumah itu.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Ashraf al-Qidra, mengatakan, lebih dari 1.035 warga Palestina telah tewas sejak invasi Israel dimulai di Jalur Gaza.
Menurutnya, dari jumlah itu sebanyak 236 di antaranya adalah anak-anak, 93 lainnya perempuan, dan 47 orang warga usia lanjut. Sedangkan kelompok HAM menyatakan, 80 persen korban invasi Israel di Gaza adalah warga sipil.
Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, menyebut sikap Israel yang menolak perpanjangan gencatan senjata saat Idul Fitri tiba telah menyakiti perasaan warga Gaza yang ingin berlebaran.”Itu mengabaikan perasaan dan doa umat Islam,” kata Zuhri.
(mas)
Explore More