Krisis Politik Internal Ancam Eksistensi Israel, Bukan Musuh Luar
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Israel purnawirawan Jenderal Gadi Eisenkot menyatakan memburuknya perselisihan internal dan ketidakmampuan membentuk pemerintahan stabil adalah ancaman nyata bagi eksistensi Israel, bukan musuh luar.
Dalam artikel yang dirilis surat kabar Yediot Ahronot, purnawirawan Jenderal Eisenkot menyatakan, “Israel saat ini sedang mengalami masa yang sangat sulit, di mana selain ancaman eksternal, negara menghadapi krisis politik yang serius dan semakin kurangnya kepercayaan terhadap institusi politik dan negara.”
"Ini adalah krisis yang memperdalam polarisasi dan keretakan dalam masyarakat Israel," papar dia.
Dia mengecam para pemimpin politik Israel dengan mengatakan, "Israel membutuhkan kepemimpinan yang memimpin negara dan memajukan nilai-nilai nasionalnya dan mewujudkan visi nasional disertai dengan strategi yang tepat." (Baca Juga: AS Tarik Kapal Induk Nimitz dari Timur Tengah Meski Tegang dengan Iran)
Dia mengingatkan, selain krisis virus corona, krisis ekonomi dan sosial, tantangan keamanan yang belum hilang yakni konflik dengan Palestina dan upaya Iran menghegemoni kawasan dan akuisisi senjata nuklir. (Lihat Infografis: Lima Tips Menjalani Hidup Bahagia di Tahun Baru 2021)
"Ini adalah tantangan yang sulit, tetapi itu bukan ancaman eksistensial. Israel teguh di depan mereka dan menerapkan strategi yang menjamin keunggulan militer kualitatifnya dengan terus berusaha membangun kekuatan nasional dan militernya," papar dia. (Lihat Video: Pasien RS Wisma Atlet Gelar Pernikahan Virtual, Dirias dan Duduk di Pelaminan)
Mengomentari konflik Israel-Palestina, Eisenkot mengatakan usulan dua negara dapat merusak masa depan Israel. Dia menyerukan perlunya Israel memisahkan diri dari Palestina, lebih disukai melalui kesepakatan dengan pengaturan keamanan yang ketat.
Berkenaan dengan Jalur Gaza, Eisenkot menyerukan kesepakatan jangka panjang berdasarkan gencatan senjata absolut.
Sebelumnya, media Israel melaporkan Eisenkot telah memutuskan tidak mencalonkan diri dalam pemilihan Knesset (parlemen) mendatang.
Dalam artikel yang dirilis surat kabar Yediot Ahronot, purnawirawan Jenderal Eisenkot menyatakan, “Israel saat ini sedang mengalami masa yang sangat sulit, di mana selain ancaman eksternal, negara menghadapi krisis politik yang serius dan semakin kurangnya kepercayaan terhadap institusi politik dan negara.”
"Ini adalah krisis yang memperdalam polarisasi dan keretakan dalam masyarakat Israel," papar dia.
Dia mengecam para pemimpin politik Israel dengan mengatakan, "Israel membutuhkan kepemimpinan yang memimpin negara dan memajukan nilai-nilai nasionalnya dan mewujudkan visi nasional disertai dengan strategi yang tepat." (Baca Juga: AS Tarik Kapal Induk Nimitz dari Timur Tengah Meski Tegang dengan Iran)
Dia mengingatkan, selain krisis virus corona, krisis ekonomi dan sosial, tantangan keamanan yang belum hilang yakni konflik dengan Palestina dan upaya Iran menghegemoni kawasan dan akuisisi senjata nuklir. (Lihat Infografis: Lima Tips Menjalani Hidup Bahagia di Tahun Baru 2021)
"Ini adalah tantangan yang sulit, tetapi itu bukan ancaman eksistensial. Israel teguh di depan mereka dan menerapkan strategi yang menjamin keunggulan militer kualitatifnya dengan terus berusaha membangun kekuatan nasional dan militernya," papar dia. (Lihat Video: Pasien RS Wisma Atlet Gelar Pernikahan Virtual, Dirias dan Duduk di Pelaminan)
Mengomentari konflik Israel-Palestina, Eisenkot mengatakan usulan dua negara dapat merusak masa depan Israel. Dia menyerukan perlunya Israel memisahkan diri dari Palestina, lebih disukai melalui kesepakatan dengan pengaturan keamanan yang ketat.
Berkenaan dengan Jalur Gaza, Eisenkot menyerukan kesepakatan jangka panjang berdasarkan gencatan senjata absolut.
Sebelumnya, media Israel melaporkan Eisenkot telah memutuskan tidak mencalonkan diri dalam pemilihan Knesset (parlemen) mendatang.
(sya)