China Sebar Bukti Kekejaman Militer Jepang
China Sebar Bukti Kekejaman Militer Jepang
A
A
A
BEIJING - Pemerintah China telah mengunggah dokumen-dokumen bukti kekejaman militer Jepang semasa Perang Dunia II.
Penyebaran bukti-bukti itu sebagai bentuk propaganda anti-Jepang yang dilakukan China setelah pihak Tokyo mengumumkan kebangkitan militer mereka. (Baca: Jepang Bangkitkan Militernya, China Tersinggung)
Bangkitnya militer Jepang itu telah diputuskan kabinet pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe. Keputusan itu memungkinkan bagi militer Jepang untuk terlibat perang di luar negeri.
Dokumen berjudul “Pengakuan” itu resmi dirilis hari ini (3/7/2014) di website http://61.135.203.68/rbzf/.Li Minghua, Wakil Direktur Jenderal Arsip Pusat di China, mengatakan, bahwa dokumen itu pernah diterbitkan. Tapi tidak disebarkan secara online.
Tujuan penyebaran dokumen itu agar Perdana Menteri Abe tidak menutupi sejarah kekejaman militer Jepang di era Perang Dunia II.
”Karena kabinet Abe mulai berkuasa di Jepang, ia secara terbuka telah membuat bingung dan menyesatkan publik, dengan mencoba untuk menutupi sejarah agresi eksternal dan kolonialisme Jepang,” kata Li, seperti dikutip Reuters.
Dokumen-dokumen itu diambil oleh China usai perang. ”Dan jadi bukti tak terbantahkan dari kejahatan keji yang dilakukan oleh agresor militeris Jepang terhadap orang-orang China,” ujar Li.
Dalam dokumen itu, militer Jepang selain membantai, juga menggunakan gas beracun dan melakukan aksi pemerkosaan terhadap para wanita China. China menyebut 5.470 warga sipil mereka tewas akibat agresi Jepang di era Perang Dunia II.
Penyebaran bukti-bukti itu sebagai bentuk propaganda anti-Jepang yang dilakukan China setelah pihak Tokyo mengumumkan kebangkitan militer mereka. (Baca: Jepang Bangkitkan Militernya, China Tersinggung)
Bangkitnya militer Jepang itu telah diputuskan kabinet pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe. Keputusan itu memungkinkan bagi militer Jepang untuk terlibat perang di luar negeri.
Dokumen berjudul “Pengakuan” itu resmi dirilis hari ini (3/7/2014) di website http://61.135.203.68/rbzf/.Li Minghua, Wakil Direktur Jenderal Arsip Pusat di China, mengatakan, bahwa dokumen itu pernah diterbitkan. Tapi tidak disebarkan secara online.
Tujuan penyebaran dokumen itu agar Perdana Menteri Abe tidak menutupi sejarah kekejaman militer Jepang di era Perang Dunia II.
”Karena kabinet Abe mulai berkuasa di Jepang, ia secara terbuka telah membuat bingung dan menyesatkan publik, dengan mencoba untuk menutupi sejarah agresi eksternal dan kolonialisme Jepang,” kata Li, seperti dikutip Reuters.
Dokumen-dokumen itu diambil oleh China usai perang. ”Dan jadi bukti tak terbantahkan dari kejahatan keji yang dilakukan oleh agresor militeris Jepang terhadap orang-orang China,” ujar Li.
Dalam dokumen itu, militer Jepang selain membantai, juga menggunakan gas beracun dan melakukan aksi pemerkosaan terhadap para wanita China. China menyebut 5.470 warga sipil mereka tewas akibat agresi Jepang di era Perang Dunia II.
(mas)
Explore More