Kecam Militer Jepang, Media China Sebut Abe Rambo
A
A
A
BEIJING - Media pemerintah China melansir laporan bernada kecaman atas kebangkitan militer Jepang. People Daily, media yang dikelola Partai Komunis mempertanyakan, apakah China akan jadi target militer Jepang.
Pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe, kemarin mengumumkan bangkitnya militer Jepang. Keputusan pemerintah Jepang itu, memungkinkan militer Jepang untuk berparisipasi dalam aksi militer internasional seperti halnya pasukan militer sekutunya, Amerika Serikat.
China yang masih memendam kemarahan atas kejahatan militer Jepang di era Perang Dunia II belum bisa menerima kebangkitan militer Jepang. ”Pemerintah Jepang berkeinginan untuk menerobos sistem pasca-perang,” tulis People Daily dalam editorialnya, Rabu (2/7/2014).
Media itu lantas menganggap langkah pemerintah Abe sebagai sinyal yang berbahaya bagi China. Kantor berita Xinhua, bahkan menulis pertanyaan bernada menantang pihak Tokyo.”Apakah China jadi agenda militer Anda?,” tulis Xinhua.
”Jepang memiliki sejarah sebagai agresor licik, seperti yang terjadi dalam meluncurkan perang dengan China, Rusia dan Amerika Serikat dalam 100 tahun ini,”lanjut laporan Xinhua. ”Sekarang, Jepang, dengan kebebasan yang lebih besar untuk menggunakan kekuatan militer, membuat dunia lebih khawatir.”
Sebelum dibangkitkannya militer Jepang, pihak Tokyo dan Beijing telah lama berseteru soal sengketa pulau di Laut China Timur. Selain itu, China juga menganggap Jepang tidak pernah menyesali atas perilaku kejahatan perang yang dilakukan militernya terhadap rakyat China dan negara-negara lain di masa Perang Dunia Ii.
Media pemerintah China lainnya, yakni China Daily bahkan menyebut Shinzo Abe sebagai politikus Jepang yang bandel. Bahkan, media China Global Times, membuat kartun yang menggambarkan sosok Abe sebagai Rambo, tokoh di film Amerika.
Sebutan atau penggambaran itu, tidak lepas dari sikap Amerika Serikat yang menyambut baik bangkitnya militer Jepang, kemarin.“Tokyo dan Washington ingin melihat lebih banyak gangguan di Asia. Amerika Serikat berharap itu akan menghambat kebangkitan China, dan Jepang ingin mencari peluang untuk mewujudkan kebangkitannya baik secara politik dan militer,” tulis media itu.
Pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe, kemarin mengumumkan bangkitnya militer Jepang. Keputusan pemerintah Jepang itu, memungkinkan militer Jepang untuk berparisipasi dalam aksi militer internasional seperti halnya pasukan militer sekutunya, Amerika Serikat.
China yang masih memendam kemarahan atas kejahatan militer Jepang di era Perang Dunia II belum bisa menerima kebangkitan militer Jepang. ”Pemerintah Jepang berkeinginan untuk menerobos sistem pasca-perang,” tulis People Daily dalam editorialnya, Rabu (2/7/2014).
Media itu lantas menganggap langkah pemerintah Abe sebagai sinyal yang berbahaya bagi China. Kantor berita Xinhua, bahkan menulis pertanyaan bernada menantang pihak Tokyo.”Apakah China jadi agenda militer Anda?,” tulis Xinhua.
”Jepang memiliki sejarah sebagai agresor licik, seperti yang terjadi dalam meluncurkan perang dengan China, Rusia dan Amerika Serikat dalam 100 tahun ini,”lanjut laporan Xinhua. ”Sekarang, Jepang, dengan kebebasan yang lebih besar untuk menggunakan kekuatan militer, membuat dunia lebih khawatir.”
Sebelum dibangkitkannya militer Jepang, pihak Tokyo dan Beijing telah lama berseteru soal sengketa pulau di Laut China Timur. Selain itu, China juga menganggap Jepang tidak pernah menyesali atas perilaku kejahatan perang yang dilakukan militernya terhadap rakyat China dan negara-negara lain di masa Perang Dunia Ii.
Media pemerintah China lainnya, yakni China Daily bahkan menyebut Shinzo Abe sebagai politikus Jepang yang bandel. Bahkan, media China Global Times, membuat kartun yang menggambarkan sosok Abe sebagai Rambo, tokoh di film Amerika.
Sebutan atau penggambaran itu, tidak lepas dari sikap Amerika Serikat yang menyambut baik bangkitnya militer Jepang, kemarin.“Tokyo dan Washington ingin melihat lebih banyak gangguan di Asia. Amerika Serikat berharap itu akan menghambat kebangkitan China, dan Jepang ingin mencari peluang untuk mewujudkan kebangkitannya baik secara politik dan militer,” tulis media itu.
(mas)