Nasib tragis bocah pengirim sinyal bahaya feri Korsel

Kamis, 24 April 2014 - 10:25 WIB
Nasib tragis bocah pengirim sinyal bahaya feri Korsel
Nasib tragis bocah pengirim sinyal bahaya feri Korsel
A A A
Sindonews.com – Nasib bocah misterius pengirim sinyal bahaya dari kapal feri Sewol Korea Selatan (Korsel) berakhir tragis. Dia yang pertama kali mengirim sinyal bahaya bahwa kapal itu tenggelam, ditemukan tewas.

Meskipun tes DNA belum dibuktikan, orang tua bocah itu yakin jenazah tersebut adalah anaknya.

Keyakinan orang tua itu berdasarkan pakaian yang dikenakan anaknya. Kantor berita Yonhap, pada Kamis (24/4/2014) melaporkan, jenazah bocah itu bercampur dengan ratusan jenazah lain yang telah ditemukan.

Kapal feri Sewol yang membawa 476 orang tenggelam Rabu, 16 April 2014 pekan lalu ketika melakukan perjalanan wisata ke Pulau Jeju, Korsel. Dari 476 orang itu hanya 174 orang yang ditemukan selamat. Hingga hari ini, sudah 159 korban tewas ditemukan. Sisanya masih dinyatakan hilang.

Kapten kapal, Lee Joon-seok , 69, dan awak kapal lainnya telah ditahan atas tuduhan lalai yang menyebabkan kematian banyak orang.

Masih lugu

Aksi bocah misterius pengirim sinyal bahaya kapal feri Sewol yang pertama kali sempat menjadi sorotan publik. Bocah kecil itu justru yang menghubungi petugas pemadam kebakaran, sebelum disambungkan ke penjaga pantai. Sedangkan kapten kapal justru tidak melakukan apa-apa, ketika kapal itu mulai oleng dan akhirnya tenggelam. (Baca: Sinyal bahaya kapal Korsel dikirim bocah misterius)

Dengan suara gemetar, bocah yang identitasnya belum diketahui itu menghubungi nomor darurat 119 yang diterima petugas pemadam kebakaran, kemudian disambungkan ke panjaga pantai. Dua menit kemudian, sekitar 20 telepon untuk pemberitahuan marabahaya kapal Sewol bermunculan.

”Selamatkan kami! Kami berada di kapal dan saya pikir (kapal) ini tenggelam ,” tulis Yonhap, mengutip transkip percakapan bocah itu dengan petugas pemadam kebakaran. Petugas itu lantas minta agar teleponnya diberikan kepada kapten kapal.

Bocah lugu itu bingung, karena istilah kapten dia anggap guru sekolah. ”Maksud Anda guru?,” jawab bocah itu saat diminta agar teleponnya disambungkan kepada kapten kapal.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8815 seconds (0.1#10.140)
pixels