Transkip: Awak feri Korsel panik, tak lakukan evakuasi
A
A
A
Sindonews.com – Sebuah transkip percakapan terakhir antar-awak kapal feri Sewol, Korea Selatan yang tenggelam dirilis. Dalam transkip itu terungkap, korban tragedi Sewol berjatuhan, karena awak kapal maut itu panik dan tidak melakukan evakuasi secara cepat.
Kapal yang membawa sekitar 476 orang penumpang dan awak kapal itu tenggelam Rabu pekan lalu, ketika melakukan pelayaran wisata ke pulau Jeju. Sebagian besar korban adalah para pelajar.
Jumlah korban tewas yang ditemukan hingga Senin (21/4/2014) mencapai 64 orang. Sedangkan 238 penumpang masih hilang, dan 174 penumpang berhasil diselamatkan.
Laman BBCpada Senin (21/4/2014) melansir sebagian transkrip percakapan terakhir itu. Di mana, salah satu kru kapal berulang kali bertanya kepada petugas kontrol lalu lintas laut, apakah ada perintah penyelamatan dan evakuasi para penumpang?.”Silakan pergi keluar dan biarkan penumpang memakai jaket dan memakai pakaian yang lebih,” kata petugas pengontrol itu.
“Jika feri ini akan mengungsikan penumpang, Anda akan menyelamatkan mereka?,” tanya kru kapal itu. ”Setidaknya (kita) membuat mereka memakai cincin hidup dan membuat mereka melarikan diri,” jawab petugas pengontrol lalu lintas laut.
Jawaban petugas itu membuat bingung awak kapal. ”Jika feri ini akan mengungsikan penumpang, apakah mereka akan diselamatkan secepatnya?,” tanya kru kapal lagi.
“Jangan biarkan mereka pergi dalam kondisi tanpa pakaian. Kami tidak tahu situasi, kapten harus membuat keputusan akhir dan memutuskan apakah Anda akan mengevakuasi penumpang atau tidak,” jawab petugas pengontrol tersebut.
Perintah evakuasi telat
Kru kapal itu kembali bertanya, karena bingung menafsirkan jawaban petugas itu.”Saya tidak bicara tentang itu, saya bertanya, apakah mereka harus mengungsi sekarang, apakah mereka diselamatkan secepatnya?.”
Pada pukul 09.24 hingga pukul 09.29 setelah kapal feri Sewol mengeluarkan sinya marabahaya panggilan, petugas pengontrol itu mengatakan; ”Silakan pergi keluar dan biarkan penumpang memakai jaket dan memakai pakaian yang lebih.”
Tidak sampai pukul 09.37 atau beberapa detik setelah komunikasi terakhir itu, perintah evakuasi penumpang baru dikeluarkan. Pada Sabtu pekan lalu, kapten kapal Lee Joon-seok, muncul di stasiun televisi dan meminta maaf. ”Saya menundukkan kepala saya meminta maaf kepada keluarga korban,” katanya.
Kapal yang membawa sekitar 476 orang penumpang dan awak kapal itu tenggelam Rabu pekan lalu, ketika melakukan pelayaran wisata ke pulau Jeju. Sebagian besar korban adalah para pelajar.
Jumlah korban tewas yang ditemukan hingga Senin (21/4/2014) mencapai 64 orang. Sedangkan 238 penumpang masih hilang, dan 174 penumpang berhasil diselamatkan.
Laman BBCpada Senin (21/4/2014) melansir sebagian transkrip percakapan terakhir itu. Di mana, salah satu kru kapal berulang kali bertanya kepada petugas kontrol lalu lintas laut, apakah ada perintah penyelamatan dan evakuasi para penumpang?.”Silakan pergi keluar dan biarkan penumpang memakai jaket dan memakai pakaian yang lebih,” kata petugas pengontrol itu.
“Jika feri ini akan mengungsikan penumpang, Anda akan menyelamatkan mereka?,” tanya kru kapal itu. ”Setidaknya (kita) membuat mereka memakai cincin hidup dan membuat mereka melarikan diri,” jawab petugas pengontrol lalu lintas laut.
Jawaban petugas itu membuat bingung awak kapal. ”Jika feri ini akan mengungsikan penumpang, apakah mereka akan diselamatkan secepatnya?,” tanya kru kapal lagi.
“Jangan biarkan mereka pergi dalam kondisi tanpa pakaian. Kami tidak tahu situasi, kapten harus membuat keputusan akhir dan memutuskan apakah Anda akan mengevakuasi penumpang atau tidak,” jawab petugas pengontrol tersebut.
Perintah evakuasi telat
Kru kapal itu kembali bertanya, karena bingung menafsirkan jawaban petugas itu.”Saya tidak bicara tentang itu, saya bertanya, apakah mereka harus mengungsi sekarang, apakah mereka diselamatkan secepatnya?.”
Pada pukul 09.24 hingga pukul 09.29 setelah kapal feri Sewol mengeluarkan sinya marabahaya panggilan, petugas pengontrol itu mengatakan; ”Silakan pergi keluar dan biarkan penumpang memakai jaket dan memakai pakaian yang lebih.”
Tidak sampai pukul 09.37 atau beberapa detik setelah komunikasi terakhir itu, perintah evakuasi penumpang baru dikeluarkan. Pada Sabtu pekan lalu, kapten kapal Lee Joon-seok, muncul di stasiun televisi dan meminta maaf. ”Saya menundukkan kepala saya meminta maaf kepada keluarga korban,” katanya.
(mas)