SMS penyayat hati korban tragedi kapal Korsel, palsu
A
A
A
Sindonews.com – Kejanggalan ratusan pesan singkat (SMS) terakhir dari para pelajar korban tragedi kapal tenggelam di Korea Selatan terungkap. Para pelajar itu dipastikan tidak menggunakan ponsel saat naik kapal maut itu.
Dengan demikian, ratusan SMS bernada menyayat hati dari para korban tragedi kapal itu dianggap palsu. Namun, yang masih jadi teka-teki, siapa sejatinya pengirim SMS yang diterima para orangtua korban, seperti yang disiarkan stasiun televisi di Korsel.
Kantor berita Yonhap, pada Sabtu (19/4/2014) melaporkan laporan adanya ratusan SMS dari para pelajar korban tragedi kapal feri Sewol itu tidak sah. Sebab, tak ada pelajar yang menggunakan ponsel saat naik kapal feri yang tenggelam tersebut.
Salah satu SMS diketahui dikirimkan salah seorang korban bermarga Shin, 18. SMS itu diterima ayahnya. ”Ayah, jangan khawatir. Saya punya jaket pelampung dan kita berkumpul bersama-sama,” bunyi SMS Shin.
Ayahnya pun menjawab SMS tersebut. ”Saya tahu penyelamatan sedang berlangsung, tapi buatlah jalan keluar jika kamu bisa.” SMS itu lagi-lagi dibalas. ”Ayah, saya tidak bisa keluar. Koridor ini penuh dengan anak-anak, dan kondisinya terlalu miring.”
Kejanggalan SMS itu juga sempat dilaporkan laman CNN. Salah satunya SMS yang menyatakan pengirimnya tidak bisa melihat apa-apa karena kondisi di dalam kapal gelap. ”Saya masih hidup. Tolong saya, baterai ponsel saya habis, silakan percaya kepada saya,” bunyi salah satu SMS yang menyebar di media Korsel.
“Ponsel saya tidak bekerja, saya di dalam kepala dan saya tidak bisa melihat apa-apa,” bunyi SMS lain yang tidak disebut nama pengirimnya. Sejumlah SMS misterius itu juga menyebar di media sosial sejak Kamis, atau sehari setelah tragedi kapal tenggelam terjadi. (Baca: SMS terkahir korban tragedi kapal Korsel: "Mom, I love you....")
Tim penanggulangan teror cyber Korsel, memastikan tidak ada satu pun dari 271 penumpang kapal feri yang mengirim SMS atau menelepon setelah kapal itu tenggelam.
”Kami sudah memeriksa lebih dari 300 ponsel, karena beberapa orang memiliki lebih dari satu ponsel,” kata salah seorang polisi Korsel yang menyelidiki laporan tersebut.
Dengan demikian, ratusan SMS bernada menyayat hati dari para korban tragedi kapal itu dianggap palsu. Namun, yang masih jadi teka-teki, siapa sejatinya pengirim SMS yang diterima para orangtua korban, seperti yang disiarkan stasiun televisi di Korsel.
Kantor berita Yonhap, pada Sabtu (19/4/2014) melaporkan laporan adanya ratusan SMS dari para pelajar korban tragedi kapal feri Sewol itu tidak sah. Sebab, tak ada pelajar yang menggunakan ponsel saat naik kapal feri yang tenggelam tersebut.
Salah satu SMS diketahui dikirimkan salah seorang korban bermarga Shin, 18. SMS itu diterima ayahnya. ”Ayah, jangan khawatir. Saya punya jaket pelampung dan kita berkumpul bersama-sama,” bunyi SMS Shin.
Ayahnya pun menjawab SMS tersebut. ”Saya tahu penyelamatan sedang berlangsung, tapi buatlah jalan keluar jika kamu bisa.” SMS itu lagi-lagi dibalas. ”Ayah, saya tidak bisa keluar. Koridor ini penuh dengan anak-anak, dan kondisinya terlalu miring.”
Kejanggalan SMS itu juga sempat dilaporkan laman CNN. Salah satunya SMS yang menyatakan pengirimnya tidak bisa melihat apa-apa karena kondisi di dalam kapal gelap. ”Saya masih hidup. Tolong saya, baterai ponsel saya habis, silakan percaya kepada saya,” bunyi salah satu SMS yang menyebar di media Korsel.
“Ponsel saya tidak bekerja, saya di dalam kepala dan saya tidak bisa melihat apa-apa,” bunyi SMS lain yang tidak disebut nama pengirimnya. Sejumlah SMS misterius itu juga menyebar di media sosial sejak Kamis, atau sehari setelah tragedi kapal tenggelam terjadi. (Baca: SMS terkahir korban tragedi kapal Korsel: "Mom, I love you....")
Tim penanggulangan teror cyber Korsel, memastikan tidak ada satu pun dari 271 penumpang kapal feri yang mengirim SMS atau menelepon setelah kapal itu tenggelam.
”Kami sudah memeriksa lebih dari 300 ponsel, karena beberapa orang memiliki lebih dari satu ponsel,” kata salah seorang polisi Korsel yang menyelidiki laporan tersebut.
(mas)