Besok pemilu, Bangkok diguncang ledakan
A
A
A
Sindonews.com - Sedikitnya tiga orang terluka dalam ledakan dan tembakan di Kota Bangkok, Thailand, Sabtu (1/2/2014). Insiden itu terjadi sehari sebelum negara itu menggelar pemilu dini, besok (2/2/2014).
Serangan terjadi setelah para demonstran anti-pemerintah bersumpah untuk menganggu pemilu. Mereka tetap menolak pemilu dan minta Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mengundurkan diri.
Dalam insiden penembakan, satu orang terluka. Sedangkan dua orang terluka akibat ledakan di daerah Laksi utara, dekat dengan bandara Don Muang, wilayah yang menjadi basis massa Partai Puea Thai (partai pendukung Yingluck).
Sebelumnya juga terjadi konfrontasi ketika sekelompok massa pro Yingluck berbaris menuju kantor distrik menjadi tempat penyimpanan surat suara pemilu. Padahal kantor itu sudah dikepung para demonstran anti-Yingluck.
Ketegangan sudah terjadi sejak pagi tadi di Kota Bangkok. Ribuan massa pro-oposisi tetap beraksi untuk menghalangi distribusi surat suara pemilu. Aksi itu memicu amarah massa pro-Yingluck.
”Kami ingin melindungi sistem demokrasi Thailand. Kami tidak akan membiarkan orang-orang anti - pemilu mengganggu mereka yang ingin memilih. Mereka tidak boleh dicegah untuk ikut voting,” kata Yodsawarid Chuklom, seorang demonstran pro Yingluck.
Pemimpin demo anti-Yingluck, Suthep Thaugsuban, telah menyerukan kepada para pendukungnya untuk memblokir jalan dengan cara damai guna mengganggu jalannya pemilu.
”Orang-orang tidak akan menutup tempat pemungutan suara (TPS), tetapi akan menduduki jalan. Mereka akan beraksi dengan tenang, damai dan tanpa kekerasan. Kami tidak akan membiarkan orang untuk memilih,” kata Suthep, seperti dikutipReuters.
Surat kabarNation,melaporkan, pengunjuk rasa telah berkemah di kantor pos untuk memblokir pengiriman surat suara di Thailand selatan. Di wilayah itulah Suthep memiliki basis massa yang kuat.
Sementara itu, PBB mendesak agar pemilu Thailand berlangsung damai. Sejak krisis politik pecah di Thailand mulai akhir November 2013 lalu, sudah 10 orang tewas dan 577 lainnya terluka. Data itu dirilis Erawan Medical Center , yang memantau data di rumah sakit Bangkok.
Serangan terjadi setelah para demonstran anti-pemerintah bersumpah untuk menganggu pemilu. Mereka tetap menolak pemilu dan minta Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mengundurkan diri.
Dalam insiden penembakan, satu orang terluka. Sedangkan dua orang terluka akibat ledakan di daerah Laksi utara, dekat dengan bandara Don Muang, wilayah yang menjadi basis massa Partai Puea Thai (partai pendukung Yingluck).
Sebelumnya juga terjadi konfrontasi ketika sekelompok massa pro Yingluck berbaris menuju kantor distrik menjadi tempat penyimpanan surat suara pemilu. Padahal kantor itu sudah dikepung para demonstran anti-Yingluck.
Ketegangan sudah terjadi sejak pagi tadi di Kota Bangkok. Ribuan massa pro-oposisi tetap beraksi untuk menghalangi distribusi surat suara pemilu. Aksi itu memicu amarah massa pro-Yingluck.
”Kami ingin melindungi sistem demokrasi Thailand. Kami tidak akan membiarkan orang-orang anti - pemilu mengganggu mereka yang ingin memilih. Mereka tidak boleh dicegah untuk ikut voting,” kata Yodsawarid Chuklom, seorang demonstran pro Yingluck.
Pemimpin demo anti-Yingluck, Suthep Thaugsuban, telah menyerukan kepada para pendukungnya untuk memblokir jalan dengan cara damai guna mengganggu jalannya pemilu.
”Orang-orang tidak akan menutup tempat pemungutan suara (TPS), tetapi akan menduduki jalan. Mereka akan beraksi dengan tenang, damai dan tanpa kekerasan. Kami tidak akan membiarkan orang untuk memilih,” kata Suthep, seperti dikutipReuters.
Surat kabarNation,melaporkan, pengunjuk rasa telah berkemah di kantor pos untuk memblokir pengiriman surat suara di Thailand selatan. Di wilayah itulah Suthep memiliki basis massa yang kuat.
Sementara itu, PBB mendesak agar pemilu Thailand berlangsung damai. Sejak krisis politik pecah di Thailand mulai akhir November 2013 lalu, sudah 10 orang tewas dan 577 lainnya terluka. Data itu dirilis Erawan Medical Center , yang memantau data di rumah sakit Bangkok.
(mas)