PM Jepang serukan diskusi jujur dengan Korsel & China
A
A
A
Sindonews.com – Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Minggu (19/1/2014), menyerukan pertemuan puncak “yang jujur” dengan China dan Korea Selatan (Korsel) untuk membantu memecahkan sengketa sejarah dan wilayah yang telah memburuk hubungan antar negara-negara itu.
"Kita harus mengadakan pertemuan puncak dan memiliki diskusi yang jujur," kata Abe dalam sebuah wawancara di NHK. Seruan ini dilayangkan Abe dua hari setelah Menteri Luar Negeri Jepang menyerukan digelarnya pembicaraan serupa.
Selain sengketa wilayah dengan China atas kepulauan Senkaku, atau yang di China dikenal dengan nama Diaoyu, Hubungan China dan Jepang juga diganggu oleh sejarah masa lampau.
Kunjungan Abe dan sejumlah menteri Jepang ke Kuil Yasukuni terus memicu kemarahan China. Begitu juga dengan Korsel, yang sama seperti China, menjadi korban agresi Jepang di Perang Dunia II.
Abe sendiri menegaskan, bahwa ia menentang perang. Namun, seperti para pemimpin lain di seluruh dunia, ia juga berdoa bagi mereka yang kehilangan nyawa mereka untuk negara mereka.
"Saya tidak ingin orang berpikir tentang apakah ini salah. Jika mereka berpikir tentang hal ini, saya pikir kesalahpahaman akan pergi," kata Abe.
"Kita harus mengadakan pertemuan puncak dan memiliki diskusi yang jujur," kata Abe dalam sebuah wawancara di NHK. Seruan ini dilayangkan Abe dua hari setelah Menteri Luar Negeri Jepang menyerukan digelarnya pembicaraan serupa.
Selain sengketa wilayah dengan China atas kepulauan Senkaku, atau yang di China dikenal dengan nama Diaoyu, Hubungan China dan Jepang juga diganggu oleh sejarah masa lampau.
Kunjungan Abe dan sejumlah menteri Jepang ke Kuil Yasukuni terus memicu kemarahan China. Begitu juga dengan Korsel, yang sama seperti China, menjadi korban agresi Jepang di Perang Dunia II.
Abe sendiri menegaskan, bahwa ia menentang perang. Namun, seperti para pemimpin lain di seluruh dunia, ia juga berdoa bagi mereka yang kehilangan nyawa mereka untuk negara mereka.
"Saya tidak ingin orang berpikir tentang apakah ini salah. Jika mereka berpikir tentang hal ini, saya pikir kesalahpahaman akan pergi," kata Abe.
(esn)