Para pemimpin dunia & ribuan orang bernyanyi untuk Mandela
A
A
A
Sindonews.com - Para pemimpin dunia mulai Presiden Amerika Serikat, Barack Obama hingga pemimpin Kuba, Raul Castro, bergabung dengan ribuan warga Afrika Selatan (Afsel), Selasa (10/12/2013), di stadion sepak bola di Johannesburg.
Dalam kondisi hujan lebat, mereka berkumpul dan menyanyikan lagu untuk menghormati pahlawan anti-apartheid Afsel, Nelson Mandela yang meninggal di usia 95 tahun. Meski dalam panggung politik, para pemimpin dunia saling bermusuhan, hari ini di momen penghormatan Mandela, mereka bertemu di satu tempat.
Dari AS, selain Obama dan istrinya, juga ada mantan presiden George Walker Bush dan istrinya. Bahkan, Obama dan Castro yang selama ini bermusuhan, ditunjuk menjadi pembicara dalam penghormatan mantan pemimpin Afsel itu.
Bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, di stadion berbentuk mangkuk dengan kapasitas 95.000 kursi itu, penuh sesak dipenuhi ribuan orang yang berkabung.
Sejumlah rakyat Afsel mengibarkan bendera putih, dan warga kulit hitam menari serta meniup terompet khas Afsel, "vuvuzela". Ribuan orang menyanyikan lagu kebangsaan yang merupakan lagu perjuangan melawan rezim apartheid.
”Saya ada di sini pada tahun 1990, ketika Mandela dibebaskan (dari penjara) dan saya di sini lagi untuk mengucapkan selamat tinggal,” kata Beauty Pule, 51, warga Afsel, seperti dikutip Reuters.
”Saya yakin Mandela bangga dengan Afsel. Ia membantu menciptakan yang tidak sempurna ini dan membuat langkah besar.”
Dalam kondisi hujan lebat, mereka berkumpul dan menyanyikan lagu untuk menghormati pahlawan anti-apartheid Afsel, Nelson Mandela yang meninggal di usia 95 tahun. Meski dalam panggung politik, para pemimpin dunia saling bermusuhan, hari ini di momen penghormatan Mandela, mereka bertemu di satu tempat.
Dari AS, selain Obama dan istrinya, juga ada mantan presiden George Walker Bush dan istrinya. Bahkan, Obama dan Castro yang selama ini bermusuhan, ditunjuk menjadi pembicara dalam penghormatan mantan pemimpin Afsel itu.
Bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, di stadion berbentuk mangkuk dengan kapasitas 95.000 kursi itu, penuh sesak dipenuhi ribuan orang yang berkabung.
Sejumlah rakyat Afsel mengibarkan bendera putih, dan warga kulit hitam menari serta meniup terompet khas Afsel, "vuvuzela". Ribuan orang menyanyikan lagu kebangsaan yang merupakan lagu perjuangan melawan rezim apartheid.
”Saya ada di sini pada tahun 1990, ketika Mandela dibebaskan (dari penjara) dan saya di sini lagi untuk mengucapkan selamat tinggal,” kata Beauty Pule, 51, warga Afsel, seperti dikutip Reuters.
”Saya yakin Mandela bangga dengan Afsel. Ia membantu menciptakan yang tidak sempurna ini dan membuat langkah besar.”
(mas)