Bahas rencana konferensi perdamaian, Putin telepon Assad
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Suriah Bashar al-Assad, pada Kamis (14/11/2013), dilaporkan telah melakukan percakapan telepon untuk membahas rencana konferensi perdamaian dan kemajuan dalam penghapusan senjata kimia.
"Harapannya terungkap, bahwa pemerintah Suriah akan melakukan segala kemungkinan untuk meringankan penderitaan penduduk sipil dan memulihkan perdamaian antar umat beragama," sebut pernyataan Kremlin, seperti dikutip dari Reuters.
Putin juga "menyatakan rasa puasnya" atas kerjasama Suriah dengan misi internasional yang mengawasi penghancuran senjata kimia milik rezim Suriah. Proses penghancuran senjata kimia ini terlaksana di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh Rusia dan Amerika Serikat (AS).
Pernyataan itu menambahkan, bahwa selama panggilan telepon itu, Assad mengucapkan terima kasih kepada pemimpin Rusia atas bantuan dan dukungan terhadap rakyat Suriah. "Kedua pemimpin menyatakan kepentingan bersama dalam mengembangkan lebih lanjut hubungan bilateral,” lanjut pernyataan itu.
Putin juga menyatakan keprihatinan atas apa yang ia sebut penganiayaan terhadap kaum Kristen dan minoritas agama lain oleh para ekstremis di Suriah. Ia nampaknya menyalahkan kondisi ini pada gerilyawan Islam yang melawan Pemerintah Assad.
Selama ini, Rusia adalah pendukung setia pemerintahan Assad. Hal yang berseberangan dengan AS dan sekutunya yang mendukung oposisi Suriah. Namun, Washington dan Moskow tetap berusaha untuk mengatur konferensi perdamaian internasional di Jenewa.
"Harapannya terungkap, bahwa pemerintah Suriah akan melakukan segala kemungkinan untuk meringankan penderitaan penduduk sipil dan memulihkan perdamaian antar umat beragama," sebut pernyataan Kremlin, seperti dikutip dari Reuters.
Putin juga "menyatakan rasa puasnya" atas kerjasama Suriah dengan misi internasional yang mengawasi penghancuran senjata kimia milik rezim Suriah. Proses penghancuran senjata kimia ini terlaksana di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh Rusia dan Amerika Serikat (AS).
Pernyataan itu menambahkan, bahwa selama panggilan telepon itu, Assad mengucapkan terima kasih kepada pemimpin Rusia atas bantuan dan dukungan terhadap rakyat Suriah. "Kedua pemimpin menyatakan kepentingan bersama dalam mengembangkan lebih lanjut hubungan bilateral,” lanjut pernyataan itu.
Putin juga menyatakan keprihatinan atas apa yang ia sebut penganiayaan terhadap kaum Kristen dan minoritas agama lain oleh para ekstremis di Suriah. Ia nampaknya menyalahkan kondisi ini pada gerilyawan Islam yang melawan Pemerintah Assad.
Selama ini, Rusia adalah pendukung setia pemerintahan Assad. Hal yang berseberangan dengan AS dan sekutunya yang mendukung oposisi Suriah. Namun, Washington dan Moskow tetap berusaha untuk mengatur konferensi perdamaian internasional di Jenewa.
(esn)