Khamenei: Iran tidak optimis soal pembicaraan nuklir
A
A
A
Sindonews.com – Republik Islam tidak optimis tentang pembicaraan nuklir yang sedang berlangsung dengan negara-negara besar. Demikian dinyatakan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, Minggu (3/11/2013).
"Seperti yang telah saya katakan sebelumnya di Kota Masyhad, saya tidak optimis tentang pembicaraan nuklir," kata Khamenei, seperti dikutip dari IRNA. "Tapi, dengan bantuan Allah, kita tidak akan menderita kerugian dalam negosiasi dan ini adalah pengalaman yang akan meningkatkan kapasitas mental bangsa kita," lanjutnya.
Berbicara kepada sekelompok mahasiswa satu hari menjelang peringatan persitiwa 1979 di Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Teheran, tim negosiator nukli Iran tengah menjalankan misi keras. “Mereka berada di sebuah misi keras dan tak seorang pun harus melemahkan posisi mereka,” jelasnya.
Iran dan negara P5+1 yang terdiri dari AS, China, Rusia, Perancis, dan Inggris plus Jerman, telah mengadakan putaran baru pembicaraan di Jenewa pada 15-16 Oktober dan sepakat untuk bertemu lagi di Swiss pada November 7-8.
"Jika negosiasi berbuah, itu lebih baik. Tapi, jika tidak ada hasil, itu berarti bahwa negara harus bergantung pada dirinya sendiri," kata pemimpin tertinggi Iran itu. Dalam kesempatan itu, Khamenei menegaskan kembali posisi pejabat tinggi Iran terhadap AS. Ia menyebut AS tetap musuh Iran dan "tidak bisa dipercaya”.
"Kita tidak harus percaya musuh yang tersenyum. Orang-orang Amerika, di satu sisi tersenyum dan mengekspresikan kesediaan mereka untuk negosiasi, sementara di sisi lain, mereka segera mengatakan bahwa mereka memiliki semua opsi di atas meja," katanya.
"AS lebih berpihak pada sisi kaum Zionis (Israel) dan harus mempertimbangkan mereka. Seperti yang telah kami katakan dari awal, kami menganggap rezim Zionis tidak sah,” tandas Khamenei.
"Seperti yang telah saya katakan sebelumnya di Kota Masyhad, saya tidak optimis tentang pembicaraan nuklir," kata Khamenei, seperti dikutip dari IRNA. "Tapi, dengan bantuan Allah, kita tidak akan menderita kerugian dalam negosiasi dan ini adalah pengalaman yang akan meningkatkan kapasitas mental bangsa kita," lanjutnya.
Berbicara kepada sekelompok mahasiswa satu hari menjelang peringatan persitiwa 1979 di Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Teheran, tim negosiator nukli Iran tengah menjalankan misi keras. “Mereka berada di sebuah misi keras dan tak seorang pun harus melemahkan posisi mereka,” jelasnya.
Iran dan negara P5+1 yang terdiri dari AS, China, Rusia, Perancis, dan Inggris plus Jerman, telah mengadakan putaran baru pembicaraan di Jenewa pada 15-16 Oktober dan sepakat untuk bertemu lagi di Swiss pada November 7-8.
"Jika negosiasi berbuah, itu lebih baik. Tapi, jika tidak ada hasil, itu berarti bahwa negara harus bergantung pada dirinya sendiri," kata pemimpin tertinggi Iran itu. Dalam kesempatan itu, Khamenei menegaskan kembali posisi pejabat tinggi Iran terhadap AS. Ia menyebut AS tetap musuh Iran dan "tidak bisa dipercaya”.
"Kita tidak harus percaya musuh yang tersenyum. Orang-orang Amerika, di satu sisi tersenyum dan mengekspresikan kesediaan mereka untuk negosiasi, sementara di sisi lain, mereka segera mengatakan bahwa mereka memiliki semua opsi di atas meja," katanya.
"AS lebih berpihak pada sisi kaum Zionis (Israel) dan harus mempertimbangkan mereka. Seperti yang telah kami katakan dari awal, kami menganggap rezim Zionis tidak sah,” tandas Khamenei.
(esn)