Esktrimis Mali ledakan jembatan, 2 warga sipil terluka
A
A
A
Sindonews.com - Kelompok ekstrimis Islam bersenjata meledakkan sebuah jembatan kecil dekat sisi utara Kota Gao, Selasa (8/10/2013) pagi. Aparat kepolisian dan sumber pemerintah lokal mengatakan, ledakan itu melukai dua warga sipil.
"Dini hari ini, kelompok militan meledakan salah satu jembatan kecil di Bentia, 50 km dari perbatasan Niger. Ledakan itu melukai dua warga sipil setempat," ungkap Ibrahim Cisse, anggota dewan lokal untuk wilayah Gao.
"Para penyerang menggunakan turban, mereka mengemudikan motor menuju jembatan yang membentang di Sungai Niger di Bentia. Di wilayah itu ada dua jembatan kecil, kelompok -Islamis itu rencananya akan meledakan dua jembatan sekaligus, namun mereka hanya berhasil menghancurkan salah satu jembatan, yang lama," terang Cisse.
"Jembatan baru yang lebih sering digunakan penduduk hanya mengalami sedikit kerusakan," imbuh Cisse. Sumber kepolisian Mali mengkonfirmasi serangan tersebut. "Pasca penyerangan, tentara Mali ditugaskan di sekitar jembatan untuk menghindari aksi sabotase lain yang dilakukan oleh ekstrimis bersenjata," ungkap sebuah sumber kepolisian Mali.
Sejumlah kelompok Islamis di Mali memiliki keterkaitan dengan jaringan al-Qaeda, mereka berupaya menerapkan hukum Islam yang ketat di Mali. Mereka juga kerap mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah serangan di wilayah Sahel sisi selatan Sahara. Seperti diketahui, kondisi keamanan di Mali menjadi tidak stabil setelah presiden mereka digulingkan pada 2012 lalu.
"Dini hari ini, kelompok militan meledakan salah satu jembatan kecil di Bentia, 50 km dari perbatasan Niger. Ledakan itu melukai dua warga sipil setempat," ungkap Ibrahim Cisse, anggota dewan lokal untuk wilayah Gao.
"Para penyerang menggunakan turban, mereka mengemudikan motor menuju jembatan yang membentang di Sungai Niger di Bentia. Di wilayah itu ada dua jembatan kecil, kelompok -Islamis itu rencananya akan meledakan dua jembatan sekaligus, namun mereka hanya berhasil menghancurkan salah satu jembatan, yang lama," terang Cisse.
"Jembatan baru yang lebih sering digunakan penduduk hanya mengalami sedikit kerusakan," imbuh Cisse. Sumber kepolisian Mali mengkonfirmasi serangan tersebut. "Pasca penyerangan, tentara Mali ditugaskan di sekitar jembatan untuk menghindari aksi sabotase lain yang dilakukan oleh ekstrimis bersenjata," ungkap sebuah sumber kepolisian Mali.
Sejumlah kelompok Islamis di Mali memiliki keterkaitan dengan jaringan al-Qaeda, mereka berupaya menerapkan hukum Islam yang ketat di Mali. Mereka juga kerap mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah serangan di wilayah Sahel sisi selatan Sahara. Seperti diketahui, kondisi keamanan di Mali menjadi tidak stabil setelah presiden mereka digulingkan pada 2012 lalu.
(esn)