Bom bunuh diri di Timbuktu, 4 tewas
A
A
A
Sindonews.com – Sedikitnya empat orang dilaporkan tewas dan beberapa lainnya menderita luka-luka dalam serangan bom mobil bunuh diri di Timbuktu, Mali, Sabtu (28/9/2013). Ini adalah serangan pertama, setelah kaum separatis Tuareg menarik diri dari kesepakatan gencatan senjata dan proses perdamaian dengan pemerintahan baru Mali.
Saksi mata mengatakan, pelaku bom bunuh diri meledakkan kendaraan mereka di dekat kamp militer Mali di Timbuktu. Ledakan itu membunuh kedua pelaku bom bunuh diri yang berada di dalam mobil dan dua pejalan kaki.
"Kota ini terguncang oleh ledakan keras yang diikuti oleh suara senapan mesin," kata Fatoumata Cisse, yang rumahnya berada dekat dengan kamp militer, seperti dikutip dari Reuters.
Serangan bom bunuh diri ini dibenarkan oleh Juru Bicara militer Mali. "Beberapa tentara terluka. Seagian dari dinding kamp militer runtuh setelah ledakan, tetapi saat ini kami telah berhasil mengendalikan situasi," kata Diarran Kone, Juru Bicara militer Mali.
Sebelumnya, Presiden Mali yang baru terpilih pada Agustus lalu, Ibrahim Boubacar Keita, telah berjanji untuk menempatkan keamanan sebagai prioritas pemerintahannya. Hal ini sebagai imbas pertempuran antara tentara Pemerintah Mali dengan kaum militan Islam yang menduduki wilayah utara negara selama lebih dari sembilan bulan.
Saksi mata mengatakan, pelaku bom bunuh diri meledakkan kendaraan mereka di dekat kamp militer Mali di Timbuktu. Ledakan itu membunuh kedua pelaku bom bunuh diri yang berada di dalam mobil dan dua pejalan kaki.
"Kota ini terguncang oleh ledakan keras yang diikuti oleh suara senapan mesin," kata Fatoumata Cisse, yang rumahnya berada dekat dengan kamp militer, seperti dikutip dari Reuters.
Serangan bom bunuh diri ini dibenarkan oleh Juru Bicara militer Mali. "Beberapa tentara terluka. Seagian dari dinding kamp militer runtuh setelah ledakan, tetapi saat ini kami telah berhasil mengendalikan situasi," kata Diarran Kone, Juru Bicara militer Mali.
Sebelumnya, Presiden Mali yang baru terpilih pada Agustus lalu, Ibrahim Boubacar Keita, telah berjanji untuk menempatkan keamanan sebagai prioritas pemerintahannya. Hal ini sebagai imbas pertempuran antara tentara Pemerintah Mali dengan kaum militan Islam yang menduduki wilayah utara negara selama lebih dari sembilan bulan.
(esn)