Tentara Israel aniaya diplomat Uni Eropa di Tepi Barat
A
A
A
Sindonews.com – Tentara Israel menyeret seorang diplomat Eropa keluar dari truk dan menyita satu truk penuh tenda dan bantuan darurat bagi pengungsi Palestina di Tepi Barat. Demikian dilaporkan kantor berita Reuters, Jumat (20/9/2013).
"Mereka menyeret saya keluar dari truk dan memaksa saya berbaring ke tanah tanpa memperhatikan kekebalan diplomatik saya," kata diplomat Perancis, Marion Castaing. "Ini adalah bukti, bagaimana hukum internasional tak dihormati di sini," kata Castaing yang tubuhnya tertutup debu akibat aksi penyeretan itu.
Seorang wartawan Reuters melaporkan, ia melihat tentara Israel melemparkan granat suara pada sekelompok diplomat, pekerja bantuan, dan penduduk lokal di Tepi Barat yang diduduki Israel. Tentara Israel juga menyeret keluar seorang diplomat Perancis keluar dari truk bantuan.
Sebelumnya, pada Selasa (17/9/2013) lalu, tentara Israel menghentikan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) yang akan memberikan bantuan. Para diplomat dari Perancis, Inggris, Spanyol, Irlandia, Australia dan jabatan politik Uni Eropa, muncul pada Jumat dengan persediaan bantuan lainnnya.
Begitu rombongan ini tiba, sekitar selusin jip tentara Israel mengepung mereka. Tentara Israel memerintahkan rombongan untuk tidak membongkar truk mereka. "Ini mengejutkan dan memalukan. Kami akan melaporkan tindakan ini kepada pemerintah kami, " kata seorang diplomat Uni Eropa, yang menolak disebutkan namanya karena ia tidak memiliki otorisasi untuk berbicara kepada media.
Warga setempat mengatakan, daerah Khirbet Al-Makhul adalah rumah bagi sekitar 120 orang. Pada awal pekan ini, tentara Israel menghancurkan rumah-rumah bobrok mereka, kandang, dan taman kanak-kanak. Tindakan ini dilakukan, setelah pengadilan tinggi Israel memutuskan, bahwa para penduduk itu tidak memiliki izin bangunan yang seusai.
Meski demikian, penduduk menolak untuk meninggalkan tanah, yang mereka klaim telah ditempati selama beberapa generasi bersama dengan kawanan domba mereka.
"Mereka menyeret saya keluar dari truk dan memaksa saya berbaring ke tanah tanpa memperhatikan kekebalan diplomatik saya," kata diplomat Perancis, Marion Castaing. "Ini adalah bukti, bagaimana hukum internasional tak dihormati di sini," kata Castaing yang tubuhnya tertutup debu akibat aksi penyeretan itu.
Seorang wartawan Reuters melaporkan, ia melihat tentara Israel melemparkan granat suara pada sekelompok diplomat, pekerja bantuan, dan penduduk lokal di Tepi Barat yang diduduki Israel. Tentara Israel juga menyeret keluar seorang diplomat Perancis keluar dari truk bantuan.
Sebelumnya, pada Selasa (17/9/2013) lalu, tentara Israel menghentikan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) yang akan memberikan bantuan. Para diplomat dari Perancis, Inggris, Spanyol, Irlandia, Australia dan jabatan politik Uni Eropa, muncul pada Jumat dengan persediaan bantuan lainnnya.
Begitu rombongan ini tiba, sekitar selusin jip tentara Israel mengepung mereka. Tentara Israel memerintahkan rombongan untuk tidak membongkar truk mereka. "Ini mengejutkan dan memalukan. Kami akan melaporkan tindakan ini kepada pemerintah kami, " kata seorang diplomat Uni Eropa, yang menolak disebutkan namanya karena ia tidak memiliki otorisasi untuk berbicara kepada media.
Warga setempat mengatakan, daerah Khirbet Al-Makhul adalah rumah bagi sekitar 120 orang. Pada awal pekan ini, tentara Israel menghancurkan rumah-rumah bobrok mereka, kandang, dan taman kanak-kanak. Tindakan ini dilakukan, setelah pengadilan tinggi Israel memutuskan, bahwa para penduduk itu tidak memiliki izin bangunan yang seusai.
Meski demikian, penduduk menolak untuk meninggalkan tanah, yang mereka klaim telah ditempati selama beberapa generasi bersama dengan kawanan domba mereka.
(esn)