Iran minta AS stop beretorika perang terhadap Suriah

Senin, 16 September 2013 - 12:42 WIB
Iran minta AS stop beretorika perang terhadap Suriah
Iran minta AS stop beretorika perang terhadap Suriah
A A A
Sindonews.com -Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, menegaskan bahwa Amerika Serikat (AS) harus menghentikan retorika perangnya terhadap Suriah setelah mencapai kesepakatan dengan Rusia soal rencana pemeriksaan senjata kimia Suriah. Kesepakatan itu, juga mencakup penghancuran senjata kimia Suriah secara bertahap.

"Dengan kondisi baru di Suriah, AS dan pihak-pihak tertentu kini telah kehilangan alasan untuk melancarkan aksi militer terhadap negara (Muslim)," kata Amir Abdollahian.

"Saat ini, bola peradilan ada di pihak lain dan mereka membutuhkan sejumlah langkah untuk membangun kepercayaan terhadap Suriah," ungkap Abdollahian. "Iran juga menyerukan sejumlah langkah untuk menghentikan aliran militan asing dan teroris ke Suriah."

Seperti diketahui, Pada hari Sabtu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, telah membuat kesepakatan terkait penyerahan dan pemusnahan senjata di kimia Suriah. Ada enam poin kesepakatan yang dihasilkan dalam diplomasi yang berjalan tiga hari itu.

Kedua pihak sepakat, senjata kimia Suriah harus dimusnahkan pada pertengahan 2014. Namun, Suriah diwajibkan menyerahkan daftar lengkap stok senjata kimianya, hanya dalam waktu seminggu. Jika Suriah tidak memenuhi kesepakatan itu, maka resolusi PBB akan ditegakkan, yang di dalamnya termasuk soal ancaman sanksi atau penggunaan kekuatan militer.

Di hari yang sama, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Marziyeh Afkham menyambut baik rencana Rusia untuk menghilangkan senjata kimia Suriah sekaligus kesepakatan Rusia dan AS untuk menemukan solusi politik untuk mengakhiri krisis Suriah.

"Keanggotaan Suriah dalam Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) sejalan dengan inisiatif rencana transfer senjata kimia ke luar Suriah yang digagas Rusia, untuk mencegah pecahnya perang baru di wilayah tersebut," ungkap Afkham, Minggu (16/9/2013).
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6013 seconds (0.1#10.140)