Iran Desak AS Segera Cabut Sanksi Terhadap Suriah
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran mendesak pencabutan "segera" sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Suriah. Menurut Iran, sanksi tersebut tidak manusiawi dan melanggar hukum internasional.
Duta Besar Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi mengatakan, sanksi ini tidak manusiawi karena dijatuhkan saat warga Suriah tengah menderita akibat konflik berkepanjangan dan sekaligus dihajar pandemi Covid-19.
"Sementara Suriah sangat menderita akibat tindakan teroris dan juga pandemi Covid-19, sanksi tidak manusiawi seperti itu hanya menambah penghinaan terhadap cedera, menargetkan orang-orang yang paling rentan," kata Ravanchi.
"Dengan menduduki beberapa bagian Suriah, AS terus melanggar integritas teritorial negara tersebut," sambungnya, seperti dilansir Xinhua pada Kamis (21/1/2021).
Seperti diketahui, akhir tahun lalu AS menjatuhkan sanksi baru terhadap Suriah. Sanksi tersebut menargetkan bank sentral Suriah dan memasukkan serta entitas dalam daftar hitam.
Sanksi terbaru yang dijatuhkan oleh AS ini adalah upaya berkelanjutan Washington untuk memotong dana bagi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Tindakan AS berdasarkan sanksi yang diberlakukan terhadap Suriah awal tahun ini. Kebijakan ini sekaligus menandai putaran lain dalam kampanye AS untuk mendorong pemerintah Assad kembali ke negosiasi yang dipimpin PBB untuk mengakhiri perang saudara di Suriah yang hampir berlangsung selama satu dekade.
Lihat Juga: 7 Fakta Pemilu Presiden Amerika Serikat, Salah Satunya Trump Akan Mendeklarasikan Kemenangan Lebih Awal
Duta Besar Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi mengatakan, sanksi ini tidak manusiawi karena dijatuhkan saat warga Suriah tengah menderita akibat konflik berkepanjangan dan sekaligus dihajar pandemi Covid-19.
"Sementara Suriah sangat menderita akibat tindakan teroris dan juga pandemi Covid-19, sanksi tidak manusiawi seperti itu hanya menambah penghinaan terhadap cedera, menargetkan orang-orang yang paling rentan," kata Ravanchi.
"Dengan menduduki beberapa bagian Suriah, AS terus melanggar integritas teritorial negara tersebut," sambungnya, seperti dilansir Xinhua pada Kamis (21/1/2021).
Seperti diketahui, akhir tahun lalu AS menjatuhkan sanksi baru terhadap Suriah. Sanksi tersebut menargetkan bank sentral Suriah dan memasukkan serta entitas dalam daftar hitam.
Sanksi terbaru yang dijatuhkan oleh AS ini adalah upaya berkelanjutan Washington untuk memotong dana bagi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Tindakan AS berdasarkan sanksi yang diberlakukan terhadap Suriah awal tahun ini. Kebijakan ini sekaligus menandai putaran lain dalam kampanye AS untuk mendorong pemerintah Assad kembali ke negosiasi yang dipimpin PBB untuk mengakhiri perang saudara di Suriah yang hampir berlangsung selama satu dekade.
Lihat Juga: 7 Fakta Pemilu Presiden Amerika Serikat, Salah Satunya Trump Akan Mendeklarasikan Kemenangan Lebih Awal
(esn)