Rusia: Serangan militer ke Suriah bisa picu bencana nuklir
A
A
A
Sindonews.com - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexander Lukashevich mengatakan, operasi militer ke Suriah dapat menimbulkan bencana nuklir jika serangan tersebut menghantam wilayah reaktor penelitian di wilayah pinggiran Ibu Kota Damaskus, Suriah, Rabu (4/9/2013).
"Serangan militer tersebut dapat mempengaruhi keamanan target yang sangat sensitiv, yakni miniatur reaktor nuklir (Miniature Neutron Source Reactor, MNSR) dekat Damaskus," ungkap Lukashevich, seperti dilansir RIA Novosti.
Lukashevich memaparkan, jika serangan rudal Amerika Serikat mengedai MNSR, maka akan menjadi sebuah bencana besar. Hal itu berpotensi mencemari wilayah dengan uranium dan radioaktif.
"Untuk mencegah terjadinya situasi negatif tersebut, kami mendesak sekertariat Badan Atom Internasional PBB (IAEA) segera bereaksi dengan kemungkinan tersebut dan segera menyajikan data analisis soal dampak serangan udara terhadap MNSR dan sejumlah objek lain di Suriah," desak Lukashevic.
Kepada AFP, Lukashevich mengungkapkan, bahwa pemerintah Rusia dalam pertemuan pembukan musim gugur IAEA di Wina pada 9 September mendatang, akan mengangkat masalah ini dengan gubernur IAEA.
Menanggapi permintaan untuk menyajikan data serangan tersebut, Juru bicara IAEA, Gill Tudor, mengatakan kepada AP, bahwa IAEA siap menyanggupi permintaan tersebut jika Moskow mengungkapkan permintaan secara resmi.
"Serangan militer tersebut dapat mempengaruhi keamanan target yang sangat sensitiv, yakni miniatur reaktor nuklir (Miniature Neutron Source Reactor, MNSR) dekat Damaskus," ungkap Lukashevich, seperti dilansir RIA Novosti.
Lukashevich memaparkan, jika serangan rudal Amerika Serikat mengedai MNSR, maka akan menjadi sebuah bencana besar. Hal itu berpotensi mencemari wilayah dengan uranium dan radioaktif.
"Untuk mencegah terjadinya situasi negatif tersebut, kami mendesak sekertariat Badan Atom Internasional PBB (IAEA) segera bereaksi dengan kemungkinan tersebut dan segera menyajikan data analisis soal dampak serangan udara terhadap MNSR dan sejumlah objek lain di Suriah," desak Lukashevic.
Kepada AFP, Lukashevich mengungkapkan, bahwa pemerintah Rusia dalam pertemuan pembukan musim gugur IAEA di Wina pada 9 September mendatang, akan mengangkat masalah ini dengan gubernur IAEA.
Menanggapi permintaan untuk menyajikan data serangan tersebut, Juru bicara IAEA, Gill Tudor, mengatakan kepada AP, bahwa IAEA siap menyanggupi permintaan tersebut jika Moskow mengungkapkan permintaan secara resmi.
(esn)