Mayoritas warga Perancis menentang intervensi militer di Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Sekitar dua pertiga warga Perancis tidak menginginkan negaranya berpartisipasi dalam operasi militer di Suriah, untuk menanggapi dugaan serangan senjata kimia yang menewaskan ratusan warga sipil. Demikian hasil jajak pendapat yang diumumkan pada Sabtu (31/8/2013).
Menurut survei yang dilakukan BVA, 64 persen responden menentang aksi militer di Suriah, dengan 58 persen dari mereka menyatakan keraguan tentang kemampuan Presiden Perancis, Francois Hollande untuk melakukan intervensi.
Dalam sebuah wawancara dengan sebuah harian lokal, Le Monde, Hollande menyatakan keyakinannya untuk meluncurkan serangan "hukuman" terhadap rezim Suriah, meskipun salah satu negara kuat di Eropa lainnya, Inggris, menarik kembali rencanan serangan ke Suriah karena parlemen mereka tak menyetujui serangan itu.
Hollande juga menegaskan, bahwa ia tidak akan mengambil tindakan tanpa bukti yang mengkonfirmasikan adanya serangan senjata kimia. Saat ini, Perancis sedang menunggu hasil temuan tim ahli kimia PBB yang baru saja meninggalkan Suriah dan telah mendarat di Libanon.
"Jika saya melibatkan Perancis, pemerintah akan menginformasikan (ke parlemen) tentang tujuan dan sarana yang dikerahkan," kata Hollande.
Menurut survei yang dilakukan BVA, 64 persen responden menentang aksi militer di Suriah, dengan 58 persen dari mereka menyatakan keraguan tentang kemampuan Presiden Perancis, Francois Hollande untuk melakukan intervensi.
Dalam sebuah wawancara dengan sebuah harian lokal, Le Monde, Hollande menyatakan keyakinannya untuk meluncurkan serangan "hukuman" terhadap rezim Suriah, meskipun salah satu negara kuat di Eropa lainnya, Inggris, menarik kembali rencanan serangan ke Suriah karena parlemen mereka tak menyetujui serangan itu.
Hollande juga menegaskan, bahwa ia tidak akan mengambil tindakan tanpa bukti yang mengkonfirmasikan adanya serangan senjata kimia. Saat ini, Perancis sedang menunggu hasil temuan tim ahli kimia PBB yang baru saja meninggalkan Suriah dan telah mendarat di Libanon.
"Jika saya melibatkan Perancis, pemerintah akan menginformasikan (ke parlemen) tentang tujuan dan sarana yang dikerahkan," kata Hollande.
(esn)