Perancis: Bukti-bukti mengarah ke Pemerintah Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Perancis, Francois Hollande, mengatakan, pada Minggu (25/8/201), bahwa "akumulasi bukti" menunjukkan kalau Pemerintah Suriah bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil di sekitar Damaskus.
"Presiden Republik Perancis memperkirakan, bahwa sekarang ada akumulasi bukti yang menunjukkan, bahwa serangan pada 21 Agustus adalah senjata kimia dan semuanya mengarah pada kenyataan untuk mempertimbangkan rezim Suriah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas tindakan itu,” kata pernyataan kantor Kepresidenan Perancis.
Selama pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, Hollande menyerukan bahwa Inspektur PBB harus memiliki akses "tanpa penundaan dan tanpa batasan" untuk melakukan investigasi di lokasi, di mana serangan kimia diduga terjadi.
Hollande juga mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, soal krisis Suriah dan sepakat untuk membahas sesegera mungkin soal tanggapan atas tindakan ini. Kedua pemimpin Eropa ini mengutuk penggunaan senjata kimia di Suriah dan mendesak kerjasama yang langsung dan penuh dari pejabat Suriah dengan misi penyelidikan PBB.
Sebelumnya dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Suriah menyatakan, bahwa rezim Presiden Bashar al-Assad telah setuju untuk mengizinkan tim investigasi PBB kimia masuk ke wilayah pedesaan al-Ghouta, sebelah timur dari Kota Damaskus untuk menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia.
Pada pertengahan pekan lalu, beberapa aktivis oposisi Suriah menyatakan, pasukan Pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia dalam serangan di pinggiran timur Damaskus. Serangan ini menewaskan sedikitnya 1.300 orang.
"Presiden Republik Perancis memperkirakan, bahwa sekarang ada akumulasi bukti yang menunjukkan, bahwa serangan pada 21 Agustus adalah senjata kimia dan semuanya mengarah pada kenyataan untuk mempertimbangkan rezim Suriah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas tindakan itu,” kata pernyataan kantor Kepresidenan Perancis.
Selama pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, Hollande menyerukan bahwa Inspektur PBB harus memiliki akses "tanpa penundaan dan tanpa batasan" untuk melakukan investigasi di lokasi, di mana serangan kimia diduga terjadi.
Hollande juga mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, soal krisis Suriah dan sepakat untuk membahas sesegera mungkin soal tanggapan atas tindakan ini. Kedua pemimpin Eropa ini mengutuk penggunaan senjata kimia di Suriah dan mendesak kerjasama yang langsung dan penuh dari pejabat Suriah dengan misi penyelidikan PBB.
Sebelumnya dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Suriah menyatakan, bahwa rezim Presiden Bashar al-Assad telah setuju untuk mengizinkan tim investigasi PBB kimia masuk ke wilayah pedesaan al-Ghouta, sebelah timur dari Kota Damaskus untuk menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia.
Pada pertengahan pekan lalu, beberapa aktivis oposisi Suriah menyatakan, pasukan Pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia dalam serangan di pinggiran timur Damaskus. Serangan ini menewaskan sedikitnya 1.300 orang.
(esn)