Tanggapi serangan senjata kimia, AS pertimbangkan respon militer

Jum'at, 23 Agustus 2013 - 19:08 WIB
Tanggapi serangan senjata kimia, AS pertimbangkan respon militer
Tanggapi serangan senjata kimia, AS pertimbangkan respon militer
A A A
Sindonews.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mulai mempertimbangkan opsi militer yang memungkinkan terjadinya serangan militer ke Suriah dan memprakarsai sejumlah upaya diplomatik internasional sebagai bentuk tanggapan atas serangan yang diduga berasal dari senjata kimia di daerah yang dikuasai pemberontak di pedesaan timur Damaskus. Demikian dilaporkan Wall Street Journal, Kamis (22/8/2013).

Menurut Wall Street, sejumlah pejabat di Pentagon telah memperbarui daftar target kemungkinan serangan udara terhadap pemerintah Suriah dan sejumlah instalasi militer. Hal itu merupakan bagian dari rencana yang harus diputuskan oleh Presiden AS Barack Obama sebagai bentuk tanggapan jika memang senjata kimia benar terbukti telah digunakan di Suriah.

Pejabat AS yang mengungkapkan bahwa opsi militer terhadap Suriah sedang diubah menekankan, opsi militer bukan bertujuan mengulingkan rezim pemerintah Suriah, tapi menghukum Assad jika ada bukti yang menunjukan bahwa pemerintah Suriah berada di balik serangan gas beracun pada Rabu lalu.

"Opsi militer AS termasuk serangan potensial terhadap berbagai sarana penunjang perang pemerintah Suriah. Selain itu, opsi lain termasuk serangan terhadap kemampuan militer dan sistem yang digunakan secara langsung atau hanya sekedar memfasilitasi serangan gas beracun dari fasilitas komando hingga artileri pengontrol di garis terdepan," terang pejabat AS itu.

Juru Bicara Keamanan Nasional di Gedung Putih, Bernadette Meehan mengatakan, pemerintah belum memutuskan langkah untuk menanggapi pengunaan senjata kimia di Suriah. "Setelah kami mendapatkan fakta yang pasti, presiden baru akan membuat keputusan menyikapi masalah itu. Sebelumnya, Obama mengatakan, Assad telah melampaui garis merah AS jika mereka menggunakan senjata kimia dan akan menjadi pemicu respon AS," ujarnya.

Kemarin, sejumlah pejabat senior AS dari Pentagon, Departemen Luar Negeri dan Badan Intelijen dikabarkan telah mengadakan pertemuan selama tiga setengah jam di Gedung Putih. Dalam pertemuan itu mereka membahas sejumlah opsi yang tersedia bagi pemerintah AS mulai dari serangan rudal jelajah hingga serangan udara terhadap Suriah. Namun, pertemuan itu dikabarkan berakhir tanpa menghasilkan keputusan karena perbedaan pendapat yang tajam.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6887 seconds (0.1#10.140)
pixels