Hamas sambut kedatangan pasukan pro Abbas di Jalur Gaza
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Hamas menyambut kembalinya pasukan Presiden Palestina Mahmoud Abbas ke perbatasan Jalur Gaza dan Mesir, Selasa (20/8/2013). Menurut seorang pejabat Hamas, kehadiran pasukan ini untuk membantu pembukaan permanen titik penyeberangan Rafah.
“Namun, petugas dari Pengawal Presiden Abbas tidak memiliki kekuasaan atau peran otoriter di Rafah, gerbang utama Gaza ke dunia luar,” kata Ziad Al-Zaza, Wakil Perdana Menteri Hamas, seperti dikutip dari Xinhua.
Pada 2007 silam, Hamas mengusir pasukan pro-Abbas dari Jalur Gaza. "Kami menerima kehadiran pasukan dari sisi Presiden Abbas, tetapi hanya dalam kapasitas mereka sebagai orang Palestina. Kontrol di penyeberangan akan tetap di tangan pemerintahan Gaza," lanjut Al-Zaza.
Dia juga menyuarakan penolakan terhadap perjanjian 2005, yang ditandatangani Pemerintah Israel, Otoritas Nasional Palestina (PNA), Mesir, dan Uni Eropa. "Persimpangan adalah gerbang Palestina-Mesir murni dan kita tidak bisa menerima kehadiran Israel maupun internasional di sana," katanya.
Ini adalah pertama kalinya bahwa Hamas, yang dikepung oleh Israel dan diboikot oleh mantan rezim Mesir Hosni Mubarak, berbicara tentang kemungkinan kembalinya pasukan pro-Abbas. Hamas sendiri menerima pukulan berat akibat penggulingan Presiden Mesir, Mohamed Morsi, bulan lalu oleh militer Mesir. Morsi berasal dari gerakan Ikhwanul Muslimin, induk Hamas.
“Namun, petugas dari Pengawal Presiden Abbas tidak memiliki kekuasaan atau peran otoriter di Rafah, gerbang utama Gaza ke dunia luar,” kata Ziad Al-Zaza, Wakil Perdana Menteri Hamas, seperti dikutip dari Xinhua.
Pada 2007 silam, Hamas mengusir pasukan pro-Abbas dari Jalur Gaza. "Kami menerima kehadiran pasukan dari sisi Presiden Abbas, tetapi hanya dalam kapasitas mereka sebagai orang Palestina. Kontrol di penyeberangan akan tetap di tangan pemerintahan Gaza," lanjut Al-Zaza.
Dia juga menyuarakan penolakan terhadap perjanjian 2005, yang ditandatangani Pemerintah Israel, Otoritas Nasional Palestina (PNA), Mesir, dan Uni Eropa. "Persimpangan adalah gerbang Palestina-Mesir murni dan kita tidak bisa menerima kehadiran Israel maupun internasional di sana," katanya.
Ini adalah pertama kalinya bahwa Hamas, yang dikepung oleh Israel dan diboikot oleh mantan rezim Mesir Hosni Mubarak, berbicara tentang kemungkinan kembalinya pasukan pro-Abbas. Hamas sendiri menerima pukulan berat akibat penggulingan Presiden Mesir, Mohamed Morsi, bulan lalu oleh militer Mesir. Morsi berasal dari gerakan Ikhwanul Muslimin, induk Hamas.
(esn)