AS belum pasti akan ubah program bantuan bagi Mesir
A
A
A
Sindonews.com – Gedung Putih menyatakan pada Senin (8/7/2013), bahwa Amerika Serikat belum memutuskan untuk mengubah program bantuan bagi Mesir, meski pada pertengahan pekan lalu, militer Mesir menggulingkan Presiden Mohamed Morsi.
“Pemerintah AS belum siap untuk menyatakan penggulingan presiden oleh militer Mesir sebagai kudeta, sebuah keputusan yang akan menentukan, apakah bantuan AS ke negara itu akan diteruskan atau tidak,” kata Juru Bicara Gedung Putih, Jay Carney, seperti dikutip dari Reuters.
"Ada konsekuensi yang signifikan yang mengiringi kondisi ini. Dan, ini adalah masalah yang dituntut oleh jutaan warga Mesir yang memiliki pandangan yang berbeda tentang apa yang terjadi," lanjut Carney kepada wartawan.
"Kami akan mengambil waktu yang diperlukan untuk meninjau apa yang telah terjadi dan memantau upaya pemerintah Mesir untuk menempuh cara yang inklusif dan demokratis ke depan," katanya.
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS telah menyerukan pada tentara Mesir untuk "menahan diri secara maksimum" dalam menangani pengunjuk rasa. Seruan ini dilayangkan, setelah setidaknya 51 orang tewas ketika militer menembaki pendukung Morsi.
"Kami sangat mengutuk setiap kekerasan serta hasutan apapun yang menimbulkan kekerasan," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, dalam briefing harian, seperti dikutip dari Reuters.
"Kami menyerukan kepada militer untuk menggunakan pengendalian maksimum dalam menanggapi pengunjuk rasa. Sama seperti kami mendorong semua orang untuk melakukan tindakan damai," tambah Psaki.
“Pemerintah AS belum siap untuk menyatakan penggulingan presiden oleh militer Mesir sebagai kudeta, sebuah keputusan yang akan menentukan, apakah bantuan AS ke negara itu akan diteruskan atau tidak,” kata Juru Bicara Gedung Putih, Jay Carney, seperti dikutip dari Reuters.
"Ada konsekuensi yang signifikan yang mengiringi kondisi ini. Dan, ini adalah masalah yang dituntut oleh jutaan warga Mesir yang memiliki pandangan yang berbeda tentang apa yang terjadi," lanjut Carney kepada wartawan.
"Kami akan mengambil waktu yang diperlukan untuk meninjau apa yang telah terjadi dan memantau upaya pemerintah Mesir untuk menempuh cara yang inklusif dan demokratis ke depan," katanya.
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS telah menyerukan pada tentara Mesir untuk "menahan diri secara maksimum" dalam menangani pengunjuk rasa. Seruan ini dilayangkan, setelah setidaknya 51 orang tewas ketika militer menembaki pendukung Morsi.
"Kami sangat mengutuk setiap kekerasan serta hasutan apapun yang menimbulkan kekerasan," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, dalam briefing harian, seperti dikutip dari Reuters.
"Kami menyerukan kepada militer untuk menggunakan pengendalian maksimum dalam menanggapi pengunjuk rasa. Sama seperti kami mendorong semua orang untuk melakukan tindakan damai," tambah Psaki.
(esn)