Pria bersenjata serang gedung Kemendagri Libya
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah pria bersenjata menyerang gedung Kementerian Dalam Negeri Libya di Ibu Kota Tripoli dan memaksa penjaga menutup gedung, Selasa (3/7/2013).
Saksi mata mengatakan, sekitar pukul 10 malam, baku tembak terdengar dari sekitar gedung. Tapi, tidak jelas apakah itu suara tembakan dari para pelaku penyerangan atau pasukan penjaga keamanan.
Sampai tengah malam, sejumlah pria bersenjata memblokir pintu masuk gedung Kementrian Dalam Negeri dan membangun benteng dengan karung pasir.
Pejabat pemerintah menuding bahwa serangan itu dilakukan oleh militan dari wilayah Zintan barat. Sebab, sepekan yang lalu para militan Zintan mencoba untuk membebaskan lima rekan mereka yang ditahan oleh mantan pemberontak.
Sementara itu, sebuah bom mobil meledak di sebuah lokasi terpisah di timur Benghazi. Ledakan bom itu menargetkan kendaraan patroli pasukan khusus dan melukai dua orang tentara.
Militan Zintan menjajaki Tripoli pertama kali pada Agustus 2011. Saat itu, mereka membantu mengusir pasukan yang setia kepada mantan diktator Moammer Gadhafi keluar dari ibu kota. Sejak itu, beberapa dari mereka telah tinggal di ibu kota, menempati bekas pangkalan militer dan sejumlah gedung pemerintahan.
Pemerintah Libya masih terus berjuang untuk membentuk tentara dan polisi profesional, mereka merekrut mantan pemberontak untuk mengamankan wilayah perbatasan dan menangani konflik antar suku. Namun, sampai hari ini pemerintah Libya belum berhasil membubarkan bekas pemberontak Libya.
Saksi mata mengatakan, sekitar pukul 10 malam, baku tembak terdengar dari sekitar gedung. Tapi, tidak jelas apakah itu suara tembakan dari para pelaku penyerangan atau pasukan penjaga keamanan.
Sampai tengah malam, sejumlah pria bersenjata memblokir pintu masuk gedung Kementrian Dalam Negeri dan membangun benteng dengan karung pasir.
Pejabat pemerintah menuding bahwa serangan itu dilakukan oleh militan dari wilayah Zintan barat. Sebab, sepekan yang lalu para militan Zintan mencoba untuk membebaskan lima rekan mereka yang ditahan oleh mantan pemberontak.
Sementara itu, sebuah bom mobil meledak di sebuah lokasi terpisah di timur Benghazi. Ledakan bom itu menargetkan kendaraan patroli pasukan khusus dan melukai dua orang tentara.
Militan Zintan menjajaki Tripoli pertama kali pada Agustus 2011. Saat itu, mereka membantu mengusir pasukan yang setia kepada mantan diktator Moammer Gadhafi keluar dari ibu kota. Sejak itu, beberapa dari mereka telah tinggal di ibu kota, menempati bekas pangkalan militer dan sejumlah gedung pemerintahan.
Pemerintah Libya masih terus berjuang untuk membentuk tentara dan polisi profesional, mereka merekrut mantan pemberontak untuk mengamankan wilayah perbatasan dan menangani konflik antar suku. Namun, sampai hari ini pemerintah Libya belum berhasil membubarkan bekas pemberontak Libya.
(esn)