Kedutaan & pangkalan AL Rusia tetap eksis di Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan, Kedutaan Besar Rusia di Ibu Kota Damaskus dan pangkalan Angkatan Laut (AL) Rusia di pelabuhan Tartus tetap melakukan operasi rutin, meskipun dalam kondisi yang sangat menegangkan dan tidak aman, Jumat (28/6/2013).
Pernyataan itu merupakan bantahan atas berbagai rumor yang menyebutkan bahwa dua fasilitas itu ditutup karena perang sipil yang sedang berlangsung di Suriah. Lavrov lantas mengecam kabar yang mengundang spekulasi dan provokasi itu.
"Kami juga tidak punya rencana untuk mengevakuasi fasilitas pangkalan AL di luar Rusia, satu-satunya yang tersisa bekas Uni Soviet," ungkap Lavrov.
Februari lalu, Lavrov mengatakan pangkalan AL itu digunakan untuk pemeliharaan dan suplai sejumlah kapal perang Rusia di Mediterania.
Di pangkalan itu terdapat beberapa lusin staf Rusia, mereka adalah warga sipil. Meski upaya perdamaian sudah dilakukan beberapa pihak, namun belum ada tanda-tanda pertikaian antara pemberontak dengan pasukan loyalis rezim Presiden Bashar al-Assad akan mereda.
Hingga kini, perang saudara di Suriah dilaporkan telah menelan korban jiwa sebanyak lebih dari 100 ribu orang. Selain itu, jutaan warga Suriah terpaksa mengungsi ke negara-negara tetangga. Meski upaya dialog telah digagas banyak pihak, namun belum ada tanda-tanda konflik di Suriah akan segera berakhir.
Pernyataan itu merupakan bantahan atas berbagai rumor yang menyebutkan bahwa dua fasilitas itu ditutup karena perang sipil yang sedang berlangsung di Suriah. Lavrov lantas mengecam kabar yang mengundang spekulasi dan provokasi itu.
"Kami juga tidak punya rencana untuk mengevakuasi fasilitas pangkalan AL di luar Rusia, satu-satunya yang tersisa bekas Uni Soviet," ungkap Lavrov.
Februari lalu, Lavrov mengatakan pangkalan AL itu digunakan untuk pemeliharaan dan suplai sejumlah kapal perang Rusia di Mediterania.
Di pangkalan itu terdapat beberapa lusin staf Rusia, mereka adalah warga sipil. Meski upaya perdamaian sudah dilakukan beberapa pihak, namun belum ada tanda-tanda pertikaian antara pemberontak dengan pasukan loyalis rezim Presiden Bashar al-Assad akan mereda.
Hingga kini, perang saudara di Suriah dilaporkan telah menelan korban jiwa sebanyak lebih dari 100 ribu orang. Selain itu, jutaan warga Suriah terpaksa mengungsi ke negara-negara tetangga. Meski upaya dialog telah digagas banyak pihak, namun belum ada tanda-tanda konflik di Suriah akan segera berakhir.
(esn)