Hizbullah abaikan kepentingan nasional Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Samir Geagea, Pemimpin Pasukan Libanon mengecam keterlibatan Hizbullah dalam perang Suriah. Menurutnya, apa yang dilakukan Hizbullah itu membuktikan bahwa mereka tidak perduli dengan kepentingan nasional Libanon, Rabu (12/6/2013).
"Hizbullah telah menunjukan, bahwa mereka sebenarnya bukan bagian dari Partai Lebanon, tapi kekuatan regional, dalam skema yang lebih besar. Kolompok ini tidak mempertimbangan kepentingan yang terbaik bagi bangsa," ungkap Geagea.
Geagea mengatakan, secara teoritis mereka adalah partai Libanon , tapi pada kenyataannya mereka adalah partai bersenjata yang memiliki banyak pengalaman dan terkait dengan strategi yang besar di kawasan. Dia menekankan bahwa apa yang mereka lakukan mempengaruhi Libanon, bukan pada sekte tertentu, melainkan tingkat nasional.
Dia menduga, ke depannya Hizbullah juga akan melalui masa-masa sulit atas keputusan mereka membantu tentara Suriah melawan pemberontak Takfiris dan Al-Nusra di Qusayr. Sebelumnya, politisi dan Koordinator Media Tentara Pembebasan Suriah (FSA), Louay Meqdad mengatakan, sekitar 4.000 pejuang Hizbullah tengah membantu tentara berjuang melawan pemberontak Suriah di Aleppo.
Libanon yang sempat mengalami perang saudara pada 1975-1990, berusaha tak terlibat dalam konflik di Suriah yang sudah berlangsung selama dua tahun. Namun saat ini, banyak pejabat Libanon yang mengatakan, bahwa negara mereka semakin beresiko terseret masuk ke dalam perang saudara di Suriah.
Hingga kini, perang saudara di Suriah dilaporkan telah menelan korban jiwa sebanyak 94 ribu orang. Selain itu, jutaan warga Suriah terpaksa mengungsi ke negara-negara tetangga. Meski upaya dialog telah digagas banyak pihak, namun belum ada tanda-tanda konflik di Suriah akan segera berakhir.
"Hizbullah telah menunjukan, bahwa mereka sebenarnya bukan bagian dari Partai Lebanon, tapi kekuatan regional, dalam skema yang lebih besar. Kolompok ini tidak mempertimbangan kepentingan yang terbaik bagi bangsa," ungkap Geagea.
Geagea mengatakan, secara teoritis mereka adalah partai Libanon , tapi pada kenyataannya mereka adalah partai bersenjata yang memiliki banyak pengalaman dan terkait dengan strategi yang besar di kawasan. Dia menekankan bahwa apa yang mereka lakukan mempengaruhi Libanon, bukan pada sekte tertentu, melainkan tingkat nasional.
Dia menduga, ke depannya Hizbullah juga akan melalui masa-masa sulit atas keputusan mereka membantu tentara Suriah melawan pemberontak Takfiris dan Al-Nusra di Qusayr. Sebelumnya, politisi dan Koordinator Media Tentara Pembebasan Suriah (FSA), Louay Meqdad mengatakan, sekitar 4.000 pejuang Hizbullah tengah membantu tentara berjuang melawan pemberontak Suriah di Aleppo.
Libanon yang sempat mengalami perang saudara pada 1975-1990, berusaha tak terlibat dalam konflik di Suriah yang sudah berlangsung selama dua tahun. Namun saat ini, banyak pejabat Libanon yang mengatakan, bahwa negara mereka semakin beresiko terseret masuk ke dalam perang saudara di Suriah.
Hingga kini, perang saudara di Suriah dilaporkan telah menelan korban jiwa sebanyak 94 ribu orang. Selain itu, jutaan warga Suriah terpaksa mengungsi ke negara-negara tetangga. Meski upaya dialog telah digagas banyak pihak, namun belum ada tanda-tanda konflik di Suriah akan segera berakhir.
(esn)