Mauritania siap kirim 1.800 tentara ke Mali
A
A
A
Sindonews.com – Mauritania siap mengirim 1.800 tentara ke negara tetangga mereka, Mali, sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB. Pasukan Mauritania ini akan masuk ke Mali, setelah pasukan Perancis dan Chad ditarik mundur.
"Presiden Mauritania meyakinkan saya, bahwa tergantung pada kondisi yang harus dikerjakan, untuk mengirimkan 1.800 personel untuk bergabung dengan kontingen masa depan," kata Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, Kamis (18/4/2013).
Perancis sendiri telah memulai penarikan bertahap dari 4.000 personel tentaranya di Mali. Diperkirakan, Perancis hanya akan menyisakan 1.000 personel pada akhir tahun ini. Ribuan personel militer Perancis ini diterjunkan ke Mali untuk mengusir kaum militan Islam yang menguasai wilayah utara Mali.
Sementara Presiden Chad, Idriss Deby, yang mengirim 2.000 tentara ke Mali, telah mengumumkan penarikan pasukan lebih cepat dari jadwal semula.
Nantinya, pasukan Mauritania akan menjadi bagian dari 6.000 personel penjaga perdamaian yang tergabung dalam pasukan Afrika untuk Dukungan Internasional Misi ke Mali (AFISMA).
Fabius mengatakan, bahwa kondisi mayoritas wilayah Mali saat ini berada di bawah kendali, meskipun ancaman serangan bunuh diri dan tindakan pemberontak masih kerap terjadi di beberapa titik.
"Presiden Mauritania meyakinkan saya, bahwa tergantung pada kondisi yang harus dikerjakan, untuk mengirimkan 1.800 personel untuk bergabung dengan kontingen masa depan," kata Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, Kamis (18/4/2013).
Perancis sendiri telah memulai penarikan bertahap dari 4.000 personel tentaranya di Mali. Diperkirakan, Perancis hanya akan menyisakan 1.000 personel pada akhir tahun ini. Ribuan personel militer Perancis ini diterjunkan ke Mali untuk mengusir kaum militan Islam yang menguasai wilayah utara Mali.
Sementara Presiden Chad, Idriss Deby, yang mengirim 2.000 tentara ke Mali, telah mengumumkan penarikan pasukan lebih cepat dari jadwal semula.
Nantinya, pasukan Mauritania akan menjadi bagian dari 6.000 personel penjaga perdamaian yang tergabung dalam pasukan Afrika untuk Dukungan Internasional Misi ke Mali (AFISMA).
Fabius mengatakan, bahwa kondisi mayoritas wilayah Mali saat ini berada di bawah kendali, meskipun ancaman serangan bunuh diri dan tindakan pemberontak masih kerap terjadi di beberapa titik.
(esn)