24 tahanan Guantanamo gelar aksi mogok makan
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah tahanan di penjara Amerika Serikat di Teluk Guantanamo, Kuba, melancarkan aksi mogok makan. Dikabarkan, aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap pengelola penjara yang menyita barang-barang pribadi milik sejumlah tahanan. Pengelola penjara juga dituding tidak menghargai Al-Quran.
Kapten Angkatan Laut Robert Durand, Juru Bicara Penjara Guantanamo mengkonfirmasi hal ini. Menurutnya, jumlah tahanan yang melakukan aksi mogok makan telah meningkat sejak pekan lalu. "Hari ini terdapat 24 tahanan yang melakukan aksi mogok makan," ungkap Durand, seperti dilansir Presstv, Selasa (19/3/2013).
Dalam kesempatan itu, Durand juga membantah bahwa kesehatan para tahanan memburuk, setelah melancarkan aksi mogok makan.
Pada 11 Maret lalu, sejumlah pengacara yang ditunjuk sebagai pengacara tahanan yang menggelar aksi mogok makan mengatakan, klien mereka melakukan aksi tersebut karena sipir penjara sejak 6 Februari lalu menyita barang-barang pribadi, seperti CD, buku, selimut, dan surat hukum.
Sementara itu, kelompok aktivis hak asasi manusia menuduh petugas penjara menyepelekan aksi mogok makan para tahanan. Para aktivis mengatakan, berat badan beberapa tahanan telah menyusut antara sembilan sampai 22 kilogram.
"Para tahanan menyadari, bahwa pihak penjara telah menyangkal aksi protes secara damai. Penyangkalan tersebut mendorong para tahanan untuk melawan dengan cara yang lebih keras, yakni dengan menggelar aksi mogok makan," ungkap kata Farah Omah dari Pusat Hak Konstitusional (CCR).
Omah mengatakan, sikap pengelola Penjara Guantanamo yang tidak bertanggung jawab dan menyepelekan tingkat keparahan dari aksi mogok makan ini hanya akan membahayakan kondisi kesehatan para tahanan.
Aksi mogok makan bukan kali pertama terjadi di Penjara Guantanamo. Pada musim panas 2005 lalu, 166 tahanan melancarkan aksi mogok makan massal. Guna mencegah para tahanan mati kelaparan saat menggelar aksinya, pengelola penjara memberikan infus pada para tahanan.
Kapten Angkatan Laut Robert Durand, Juru Bicara Penjara Guantanamo mengkonfirmasi hal ini. Menurutnya, jumlah tahanan yang melakukan aksi mogok makan telah meningkat sejak pekan lalu. "Hari ini terdapat 24 tahanan yang melakukan aksi mogok makan," ungkap Durand, seperti dilansir Presstv, Selasa (19/3/2013).
Dalam kesempatan itu, Durand juga membantah bahwa kesehatan para tahanan memburuk, setelah melancarkan aksi mogok makan.
Pada 11 Maret lalu, sejumlah pengacara yang ditunjuk sebagai pengacara tahanan yang menggelar aksi mogok makan mengatakan, klien mereka melakukan aksi tersebut karena sipir penjara sejak 6 Februari lalu menyita barang-barang pribadi, seperti CD, buku, selimut, dan surat hukum.
Sementara itu, kelompok aktivis hak asasi manusia menuduh petugas penjara menyepelekan aksi mogok makan para tahanan. Para aktivis mengatakan, berat badan beberapa tahanan telah menyusut antara sembilan sampai 22 kilogram.
"Para tahanan menyadari, bahwa pihak penjara telah menyangkal aksi protes secara damai. Penyangkalan tersebut mendorong para tahanan untuk melawan dengan cara yang lebih keras, yakni dengan menggelar aksi mogok makan," ungkap kata Farah Omah dari Pusat Hak Konstitusional (CCR).
Omah mengatakan, sikap pengelola Penjara Guantanamo yang tidak bertanggung jawab dan menyepelekan tingkat keparahan dari aksi mogok makan ini hanya akan membahayakan kondisi kesehatan para tahanan.
Aksi mogok makan bukan kali pertama terjadi di Penjara Guantanamo. Pada musim panas 2005 lalu, 166 tahanan melancarkan aksi mogok makan massal. Guna mencegah para tahanan mati kelaparan saat menggelar aksinya, pengelola penjara memberikan infus pada para tahanan.
(esn)