Pemimpin Amerika Latin mulai berdatangan ke Caracas
A
A
A
Sindonews.com - Para pemimpin Amerika Latin mulai tiba di Caracas, Venezuela untuk memberikan penghormatan pada Presiden Venezuela Hugo Chavez yang wafat akibat penyakit kanker, Selasa 5 Februari silam.
Di antara mereka yang hadir adalah Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner, Presiden Uruguay Jose Mujica, dan Presiden Bolivia Evo Morales. Ekuador, Argentina, Brasil, Bolivia, Uruguay, Chile, Kuba, dan Dominika telah menyatakan masa berkabung resmi atas kematian Chavez.
Sekutu Chavez lainnya, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, juga mengumumkan hari berkabung. Ahmadinejad menggambarkan Chavez sebagai martir.
Unit militer di seluruh Venezuela telah menembakkan tembakan salvo 21 kali untuk menghormatinya. ”Kami akan menembakkan meriam setiap jam, sampai presiden dikuburkan,” sebut pernyataan Angkatan Bersenjata Venezuela. Semua sekolah dan universitas di Venezuela juga akan ditutup selama satu pekan.
Saat mengumumkan kematian Chavez, Wakil Presiden Nicolas Maduro meminta bangsa Venezuela untuk merapatkan barisan. "Jangan ada kelemahan, tidak ada kekerasan. Jangan biarkan kebencian ada di hati kita. Hanya boleh ada satu perasaan, yakni cinta,” katanya.
Di antara mereka yang hadir adalah Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner, Presiden Uruguay Jose Mujica, dan Presiden Bolivia Evo Morales. Ekuador, Argentina, Brasil, Bolivia, Uruguay, Chile, Kuba, dan Dominika telah menyatakan masa berkabung resmi atas kematian Chavez.
Sekutu Chavez lainnya, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, juga mengumumkan hari berkabung. Ahmadinejad menggambarkan Chavez sebagai martir.
Unit militer di seluruh Venezuela telah menembakkan tembakan salvo 21 kali untuk menghormatinya. ”Kami akan menembakkan meriam setiap jam, sampai presiden dikuburkan,” sebut pernyataan Angkatan Bersenjata Venezuela. Semua sekolah dan universitas di Venezuela juga akan ditutup selama satu pekan.
Saat mengumumkan kematian Chavez, Wakil Presiden Nicolas Maduro meminta bangsa Venezuela untuk merapatkan barisan. "Jangan ada kelemahan, tidak ada kekerasan. Jangan biarkan kebencian ada di hati kita. Hanya boleh ada satu perasaan, yakni cinta,” katanya.
(esn)