Militer Chad tembak komandan al-Qaeda di utara Mali

Minggu, 03 Maret 2013 - 14:13 WIB
Militer Chad tembak...
Militer Chad tembak komandan al-Qaeda di utara Mali
A A A
Sindonews.com - Tentara Chad yang membantu tentara Prancis dan Mali menumpas aksi pemberontakan di wilayah utara Mali mengklaim telah membunuh Mokhtar Belmokhtar, seorang komandan al-Qaeda dalam sebuah operasi tempur, Sabtu (2/3/2013). Belmokhtar adalah komandan al-Qaeda yang mengklaim bertanggung jawab atas aksi penyanderaan ratusan karyawan lokal dan asing di tambang gas Amegas Aljazair.

"Pada Sabtu siang, militer Chad yang beroperasi di utara Mali berhasil menghancurkan basis teroris dalam sebuah operasi yang dilancarkan di Pegunungan Ifogha ," ungkap Zacharia Gobongue, Juru Bicara militer Chad dalam sebuah pernyataan di Tv nasional Chad.

"Sejumlah anggota militan al-Qaeda tewas dalam serangan tersebut, termasuk pemimpin mereka Mokhtar Belmokhtar," kata Gobongue seperti dilansir Reuters.

Kabar kematian Belmokhtar datang sepekan setelah, Adelhamid Abou Zeid, seorang komandan al-Qaeda dilaporan tewas dalam operasi militer yang digelar dilokasi yang sama. "Tentara Chad telah membunuh 40 militan Mali, termasuk Adelhamid Abou Zeid, komandan al-Qaeda dalam sebuah operasi tempur di Pegunungan Ifogha," ungkap Presiden Chad, Idriss Deby.

Belmokhtar lahir di aljazair dan telah berperang sebagai tentara militan Islam selama lebih dari dua dekade. Setelah menerima pelatihan militer di Afghanistan dia memutuskan kembali ke Aljazair dan bergabung dengan AQIM, cabang kelompok al-Qaedah di Mali. Januari lalu, Belmokhtar melancarkan sebuah operasi mematikan di ladang gas Amegas, Aljazair yang menewaskan lebih dari 30 sandara. Dia dan pasukanya menyandera ratusan karyawan lokal dan asing. Namun, 686 karyawan Aljazair dan 107 karyawan mancanegara berhasil dibebaskan dalam operasi militer yang dilancarkan oleh militer Aljazair.

Para analis mengatakan kematian dua komandan al-Qaeda yang paling ditakuti di Gurun Sahara akan menjadi sebuah pukulan berat bagi kelompok militan Islam Mali.

"Dua pria tersebut memiliki pengetahuan yang luas tentang wilayah utara Mali dan wilayah perbatasan Sahel. Selain itu mereka juga punya hubungan sosial yang cukup bagus di utara Mali. Kematian dua orang dalam waktu yang singat itu akan berdampak pada operasi militan," ungkap Andrew Lebovich, analis dari Dakar.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5647 seconds (0.1#10.140)