Pria bersenjata tembak mati wartawan Pakistan
A
A
A
Sindonews.com – Seorang pria tak dikenal menembak mati wartawan lokal senior Pakistan, Rabu 27 Februari. Peristiwa ini terjadi di Waziristan Utara, wilayah barat laut negara itu yang dikenal sebagai daerah tanpa hukum dan dihuni oleh suku-suku.
Seperti dikutip dari GlobalPost, wartawan malang itu adalah Malik Mumtaz, yang bekerja untuk saluran televisi Geo serta surat kabar Inggris dan Urdu dari grup media yang sama. Ia ditembak Miranshah, kota utama di Waziristan Utara.
"Sejumlah pria bersenjata menembaki mobilnya, ketika Mumtaz sedang mengemudi kembali ke rumahnya. Ia meninggal di tempat kejadian,” kata seorang pejabat intelijen lokal yang tak disebutkan namanya.
Wilayah kesukuan di sepanjang perbatasan Afghanistan adalah surga bagi militan Islam, tetapi Taliban Pakistan mengutuk pembunuhan Mumtaz, yang menjadi presiden klub pers lokal dan telah melaporkan kabar dari daerah itu selama lebih dari 20 tahun.
Seorang juru bicara gerilyawan Taliban Pakistan mengutuk pembunuhan itu dan membantah terlibat dalam aksi tersebut. "Dia adalah seorang reporter yang baik dan melayani orang-orang suku. Kami mengutuk pembunuhan dan salut jasanya bagi orang-orang suku," kata Ehsanullah Ehsan, Juru Bicara faksi Tehreek-e-Taliban, payung Taliban Pakistan.
Mumtaz meninggalkan seorang istri, dua putra dan satu putri. Menurut kelompok wartawan, Without Borders, Pakistan adalah negara paling mematikan ketga bagi wartawan pada tahun lalu. Dua negara lainnya adalah Suriah dan Somalia.
Seperti dikutip dari GlobalPost, wartawan malang itu adalah Malik Mumtaz, yang bekerja untuk saluran televisi Geo serta surat kabar Inggris dan Urdu dari grup media yang sama. Ia ditembak Miranshah, kota utama di Waziristan Utara.
"Sejumlah pria bersenjata menembaki mobilnya, ketika Mumtaz sedang mengemudi kembali ke rumahnya. Ia meninggal di tempat kejadian,” kata seorang pejabat intelijen lokal yang tak disebutkan namanya.
Wilayah kesukuan di sepanjang perbatasan Afghanistan adalah surga bagi militan Islam, tetapi Taliban Pakistan mengutuk pembunuhan Mumtaz, yang menjadi presiden klub pers lokal dan telah melaporkan kabar dari daerah itu selama lebih dari 20 tahun.
Seorang juru bicara gerilyawan Taliban Pakistan mengutuk pembunuhan itu dan membantah terlibat dalam aksi tersebut. "Dia adalah seorang reporter yang baik dan melayani orang-orang suku. Kami mengutuk pembunuhan dan salut jasanya bagi orang-orang suku," kata Ehsanullah Ehsan, Juru Bicara faksi Tehreek-e-Taliban, payung Taliban Pakistan.
Mumtaz meninggalkan seorang istri, dua putra dan satu putri. Menurut kelompok wartawan, Without Borders, Pakistan adalah negara paling mematikan ketga bagi wartawan pada tahun lalu. Dua negara lainnya adalah Suriah dan Somalia.
(esn)