Ribuan demonstran tuntut reformasi di Bahrain
A
A
A
Sindonews.com – Ribuan warga Bahrain turun ke jalan-jalan utama di Ibu Kota Manama, Jumat (1/2/2013), untuk menuntut terjadinya reformasi di negeri itu. Kaum demonstran berasal dari kalangan oposisi Syiah, sementara negeri itu dikuasai oleh kaum Sunni.
Ribuan pria dan wanita melakukan aksi protes di Al-Bilad al-qadim. “Mereka melambaikan bendera Bahrain dan mengacungkan gambar tahanan politik,” kata beberapa saksi mata, seperti dikutip dari Naharnet.
Para demonstran juga menyerukan turunnya Sheikh Khalifa bin Salman al-Khalifa dari kursi Perdana Menteri Bahrain. Al-Khalifa yang tak lain adalah paman dari penguasa Bahrain, Raja Hamad, telah menjabat sebagai PM Bahrain selama 4 dekade.
"Aksi Nasional menyerukan perubahan demokratis tidak akan berhenti sampai semua hak kami diberikan," kata kelompok oposisi dalam sebuah pernyataan.
"Tindakan rakyat Bahrain yang telah berlangsung selama dua tahun dan tidak akan berakhir. Oposisi akan menggelar demonstrasi setiap hari sampai semua tuntutan kami terpenuhi," tambah pernyataan itu.
Raja Hamad sendiri telah menetapkan sebuah putaran baru dialog nasional. Sebelumnya, pada 23 Januari silam telah digelar dialog nasional tahap pertama. Namun, kubu oposisi memandang dialog ini sebagai hal yang sia-sia.
“Dialog ini tidak jelas dan tidak mencerminkan kehendak serius pemerintah untuk memenuhi tuntutan masyarakat," ujar kaum oposisi. Bahrain, yang diperintah oleh minoritas Sunni telah diguncang protes yang dipimpin kaum Syiah sejak Februari 2011.
Ribuan pria dan wanita melakukan aksi protes di Al-Bilad al-qadim. “Mereka melambaikan bendera Bahrain dan mengacungkan gambar tahanan politik,” kata beberapa saksi mata, seperti dikutip dari Naharnet.
Para demonstran juga menyerukan turunnya Sheikh Khalifa bin Salman al-Khalifa dari kursi Perdana Menteri Bahrain. Al-Khalifa yang tak lain adalah paman dari penguasa Bahrain, Raja Hamad, telah menjabat sebagai PM Bahrain selama 4 dekade.
"Aksi Nasional menyerukan perubahan demokratis tidak akan berhenti sampai semua hak kami diberikan," kata kelompok oposisi dalam sebuah pernyataan.
"Tindakan rakyat Bahrain yang telah berlangsung selama dua tahun dan tidak akan berakhir. Oposisi akan menggelar demonstrasi setiap hari sampai semua tuntutan kami terpenuhi," tambah pernyataan itu.
Raja Hamad sendiri telah menetapkan sebuah putaran baru dialog nasional. Sebelumnya, pada 23 Januari silam telah digelar dialog nasional tahap pertama. Namun, kubu oposisi memandang dialog ini sebagai hal yang sia-sia.
“Dialog ini tidak jelas dan tidak mencerminkan kehendak serius pemerintah untuk memenuhi tuntutan masyarakat," ujar kaum oposisi. Bahrain, yang diperintah oleh minoritas Sunni telah diguncang protes yang dipimpin kaum Syiah sejak Februari 2011.
(esn)